Mengembalikan kejayaan kelapa Indonesia, akankah  kejayaan masa lalu  terulang lagi pada masa sekarang dan mendatang? Kita tahu apa yang pernah terjadi tidak akan terulang sama lagi, namun manusia bisa menciptakan yang lebih hebat dari masa lalu. Inilah pertemuan yang terjadi pada tanggal 14 September 2017, Gedung Departemen Pertanian, Jakarta. Bagaikan pertemuan yang dihadiri Nusantara yang mengangkat kekuatan wilayahnya atau kearfifan lokalnya.
Ardi M. Simpala, pemerhati dan pendukung gerakan kelapa Nasional dari Sahabat Kelapa mengutarakan pandangannya bahwa telah ada tanda-tanda tanaman kelapa bakal bnagkit kembali dari keterpurukannya yang sekian lama. Pandangannya itu bisa jadi benar, sebab energi  kuat  begitu terasa di dalam ruangan yang hampir semua  pesertanya  melontarkan masalah dan solusi.
Ardi juga mengingatkan sejarah bahwa emas dari Tugu Monas berasal dari sumbangan para pedagang  kelapa Nusantara. Begitu pula halnya proses perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yang biayanya hasil dari penjualan kopra nasional. Tanaman kelapa dari buah, batang, serabut, tangkai sampai tempurungnya bisa menghasilkan produk turunan yang banyak sekali [lihat artikel saya sebelumnya]. Kenyataan ini memberikan harapan dan anugerah bahwa Indonesia berpotensi besar memproduksi kelapa yang berkualitas dan mensejahterakan petani juga industrinya.
"Kondisi kelapa kita sebagian telah tua, tapi tua-tua keladi," ujar Ir. Bambang, MM, Dirjen Perkebunan. Kelapa tua bisa menjadi tanaman naungan buat tanaman kopi dan kakao. Awalnya kakao atau kopi yang menjadi naungan bagi kelapa, karena tanaman kelapa tumbuhnya cepat, maka ia bisa jadi naungan buat kedua tanaman tersebut. Selain itu kelapa tua juga punya khasiat: melancarkan system metabolism, regenerasi sel kulit wajah, antioksidan, dan sumber energi.
Masalah yang dihadapi petani dan industri kelapa:
- Ketersediaan bahan baku.
- Ketersediaan benih kelapa.
- Sulitnya mendapatkan sertifikasi dan ijin terhadap benih, pohon terpilih, dan produk.
- Petani masih banyak yang hanya menjual butiran saja atau kopra.
- Belum adanya lembaga yang dikelola secara baik dan bersinergi dan pembinaan petani yang belum optimal.
- Harga kelapa yang masih murah.
Untuk mendapatkan benih sebenarnya Indonesia punya banyak benih unggul hanya belum mendapatkan sertifikasi dan ijin. Pemetaan pohon terpilih, identifikasi, dan realitas varietas benih belum dilakukan sepenuhnya dan dikembangkan secara Nasional.
Dr. Ismail Maskeonto, Kepala Balit Palma Badan Litbang Kementerian Pertanian mengatakan Indonesia memiliki kualitas unggul nasional termasuk neih tipe genjah. Hanya pemanfaatan sentra kelapa perlu dipelajari dan dievaluasi untuk melepaskan varietas dan mendapatkan SK. Sebab tanpa SK, benih belum dapat dipasarkan. Di Balit Palma sendiri telah melakukan penelitian dan memiliki benih unggul yang bisa digunakan oleh petani kelapa.
Perkebunan kelapa yang rusak yang diakibatkan oleh hama, monyet, dan tupai mencapai 100.000-an hektar dan ini adalah angka yang besar. Jika pengelolaan tali air dilakukan secara baik dan benar, perkebunan kelapa di Indragiri Hilir tidak memerlukan pupuk. Beliau pun mengakui serangan hama ini masih belum bisa diatasi dengan baik. Dan pembinaan petani dan hadirnya lembaga perlu dihadirkan. Â
Sedangkan Ir. M. Nelson Pomalinggo, Bupati Gorontalo berpendapat setiap Pemda yang daerahnya penghasil kelapa, harus punya semangat meningkatkan produksi kelapa.