Mohon tunggu...
Dela Lutfi
Dela Lutfi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perbedaan itu Indah Ibu

6 November 2017   13:19 Diperbarui: 6 November 2017   13:47 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perbedaan itu indah kok. Nggak percaya? Lihat saja pelangi. Pelangi mempunyai 7 warna yang berbeda -- beda, dan dengan perbedaan warna itulah yang menjadikan pelangi menjadi indah. Di era masa kini, perbedaan menjadi suatu hal yang dianggap negatif dan selalu dihindari oleh beberapa individu. Karena, jika beberapa individu berbeda dari individu lainnya, maka kemungkinan besar individu tersebut menjadi bahan bullying oleh individu lain. Kalian ingat kasus bullying Farhan mahasiswa Gunadarma beberapa bulan yang lalu? 

Farhan di bully karena dia diduga memiliki keterbelakangan mental dan berbeda dari individu lain. Padahal seharusnya dia mendapatkan perlakuan khusus yang lebih baik dari teman -- teman, dosen dan seluruh inidivdu yang ada di lingkungan Universitas tersebut.

Kadang perbedaan selalu dipandang sebelah mata, kebanyakan orang melihat perbedaan tersebut dari sisi buruknya. Padahal dari perbedaan tersebut kita bisa menilai baik buruk seseorang. Banyak kasus bullying dikarenakan seseorang tersebut berbeda dari individu lainnya. Contoh pertama di lingkungan keluarga. Terkadang di dalam suatu keluarga terdapat anak yang dominan berbeda dari saudara -- saudaranya. Entah itu dari segi fisik, kemampuan, dan prestasi di sekolah. Terkadang ibu atau ayah membeda -- bedakan antara anak yang satu dengan yang lain dengan tujuan agar anak tersebut sama seperti saudara -- saudaranya. 

Padahal, sebenernya perbedaan itulah yang membuatnya menjadi saling melengkapi. Jika anak pertama memiliki fisik yang cantik dan selalu menonjol di bidang non akademik seperti fashion show, tata busana, dan tata rias. Tetapi di bidang akademik seperti mata pelajaran matematika, kimia, fisika dia sangat lemah. 

Sedangkan anak kedua memiliki fisik yang biasa saja, dan tidak pernah mengikuti fashion show, tata busana, tata rias dan lainnya. Namun  dia jago di bidang akademiknya seperti mata pelajaran matematika, kimia, dan fisika. Bahkan dia sering memenangkan lomba sampai tingkat Internasional. Perbedaan keduanya membuat mereka saling melengkapi dan saling membutuhkan.

Lalu? Mengapa terkadang ibu masih saja membanding -- bandingkan kedua anaknya hanya  karena dari fisik? Coba lihat prestasi anak yang telah diraihnya. Mendukung apa yang sudah menjadi kelebihan anak masing -- masing. Setiap anak pasti membutuhkan support dari orang -- orang terdekat. Membutuhkan kasih sayang yang sama seperti saudara lainnya. 

Jika orang tua nya saja berperilaku nggak adil terhadap anaknya yang kedua, lalu bagaimana dengan anak pertama yang sering dimanja dan selalu mendapatkan pujian? Seringkali saya melihat jika dalam suatu keluarga terjadi ketidakadilan seperti saudara lainnya membully saudaranya sendiri itu dikarenakan dari orang tuanya. Lalu bagaimana nasib anak kedua yang selalu dibully karena fisik dan tidak sesuai yang diharapkan orang tuanya dan saudaranya sendiri. Cobalah menerima perbedaan dan melengkapinya dengan cara baik.

Contoh kedua dari lingkungan sekolah. Lagi -- lagi selalu dari fisik. Banyak guru yang lebih peduli dan akrab terhadap siswa yang cantik atau ganteng dibanding dengan siswa yang biasa saja. Padahal dilihat dari prestasi siswa yang biasa saja ini memiliki prestasi yang sangat unggul. Baik dari akademik maupun non akademik. 

Seharusnya siswa yang berprestasi di sekolah mendapatkan perhatian yang lebih dan bimbingan yang baik. Apalagi semisal siswa tersebut berada dari kalangan yang kurang mampu. Sangat sayang sekali jika dia sampai putus sekolah karena tidak ada biaya. Maka dari itu jangan sampai ada guru yang membeda -- bedakan muridnya. Lihat perbedaan tersebut dari sisi baiknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun