Lebaran sudah di depan mata. Hari ini hari ke 28 Ramadan. Biasanya saat ini saya sudah repot mempersiapkan mudik ke kampung halaman. Ya, setiap tahun saya dan keluarga mudik ke Bojonegoro, kampung halaman suami.
Biasanya saat ini saya sudah repot packing baju, mempersiapkan oleh-oleh dan juga sibuk memasukkan uang lebaran ke dalam amplop untuk dibagi kepada semua keponakan.
Tapi tahun ini tidak ada kesibukan seperti itu. Tahun ini tak ada mudik lebaran. Pandemi corona yang muncul di Indonesia sejak Maret lalu, membuat kita harus bersabar untuk tetap di rumah saja. Bersabar untuk tidak mudik tahun ini.
Apalagi saya tinggal di Surabaya, yang kini menjadi zona merah penyebaran virus corona covid 19. Kalau saya nekad mudik, dampaknya bisa fatal. Saya mungkin bisa menjadi pembawa virus ke kampung halaman. Tentu ini tidak boleh terjadi. Apalagi di kampung halaman banyak saudara yang masuk usia rentan. Banyak lansia dan anak-anak disana. Jadi keputusan untuk tidak mudik adalah keputusan terbaik.
Lantas bagaimana mengobati kerinduan pada kampung halaman? Caranya gampang kok. Kami bisa melakukan mudik online. Melakukab video call dengan para kerabat di kampung halaman. Silaturahminya dilakukan secara virtual.
Bahkan tahun ini arisan keluarga besar tetap bisa dilakukan lho. Uang arisan saling ditransfer. Lalu kami sekeluarga besar akan bertemu via zoom. Seru kan? Meski tak berada di kampung halaman agenda rutin lebaran tetap berjalan.
Kalau rindu kuliner khas kampung halaman gimana dong? Tenang ini juga sudah saya persiapkan. Hari lebaran nanti asem-asem daging dan kare ayam akan jadi hidangan yang tersedia di meja makan. Dua hidangan tersebut adalah kuliner khas kampung halaman kami.
Asem-asem dagingnya tak lupa diberi daun kedondong. Ini adalah ciri khas asem-asem daging bojonegoro. Begitu juga dengan kare ayamnya, akan diracik dengan cita rasa khas Bojonegoro. Ayamnya menggunakan ayam kampung dan dibakar dulu sebelum dimasak kare.
Saya juga sudah mengirimkan hadiah lebaran bagi saudara-saudara yang ada di kampung halaman. Sama seperti lebaran-lebaran sebelumnya. Hanya saja kali ini saya tak bisa memberikan hadiah secara langsung.
Begitulah rencana lebaran saya nanti. Lebaran akan tetap bermakna meski tak dirayakan di kampung halaman. Jadi kalau sayang keluarga, ayo #JanganMudikDulu. Tak akan lari kampung halaman dikejar. Kampung halaman akan selalu ada di hati.