Mohon tunggu...
Dedy Setyo Afrianto
Dedy Setyo Afrianto Mohon Tunggu... -

Pengajar, Pendidik, Peneliti dan Pegiat teknologi dalam ranah pendidikan khususnya media pendidikan spesialisasi media digital, e-learning dan Open Source untuk pendidikan. Aktivitas sehari-hari mengajar ICT, narasumber media pembelajaran dan perancangan IT Integrated System di lembaga pendidikan. Sampai saat ini masih diizinkan untuk belajar 'menahkodai' MGMP TIK Kab Serang, menjadi narasumber pelatihan-pelatihan IT dan desain pembelajaran tingkat propinsi maupun nasional. Bisa dihubungi lewat e-mail : masdymail@gmail.com | www.dedysetyo.net

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Belanja Era Milenial dan Raksasa Disrupsi

11 Desember 2018   22:11 Diperbarui: 11 Desember 2018   22:22 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian catatan diatas ini untuk menunjukkan bahwa era disrupsi itu sudah benar-benar ada.

Lalu bagaimana bersiap menghadapi "badai" disrupsi ini.

1. Ubah mindset

Carol Dweck, seorang professor psikologi dari Standford University dalam bukunya yang berjudul  "Mindset" memberikan gambaran bahwa, pada mental manusia terbagi atas fixed mindset (tetap) dan growth mindset (tumbuh). Fixed mindset merupakan kondisi mental seseorang dimana lebih sering pada "zona nyaman" sehingga sukarnya menerima tantangan baru, kondisi ini menyebabkannya keengganan berubah untuk menghadapi tantangan-tantangan baru disekitarnya. Alih-alih mencoba untuk menyelesaikan tantangan yang ada didepannya, malah cenderung menyerah dengan situasi yang ada. 

Padahal dunia yang serba cepat ini cenderung berubah setiap saat. Seperti gambaran diatas, bahwa dinamika kehidupan dengan tantangannya menuntut untuk selalu berubah, apa-apa yang dengan dahulu kita anggap sudah berjaya, dengan cara yang sama, belum tentu akan meraih keberhasilan yang sama.

Yang kedua, growth mindset, mental ini membuat pemiliknya selalu siap menjadi pembelajar setiap saat. Tantangan yang dihadapi dianggap sebagai wahana untuk belajar selalu, adapun jika dalam perjalanannya ketika menghadapi kegagalan, maka adalah ajang baru untuk mendapatkan pengalaman berharga. Jatuh bangunnya perjalanan, merupakan momentum yang baik untuk selalu memperbaiki diri setiap saat.

Tipikal growth inilah yang sedianya ada pada era ini, selalu belajar hal yang baru, pada dasarnya, bukan pintarnya seseorang atau organisasi yang menjadi indikator kesuksesan dimasa ini, namun kemampuan untuk survive disegala situasi, belajar dari kesalahan kemudian bangkit lagi setelah mengevaluasi dan memperbaiki dirinya. Senada dengan kalimat mendiang Steve Jobs, "Stay Hungry Stay Foolish".

2. Inovasi dan perubahan

Tony Wagner, peneliti senior Learning Policy Institute, Amerika, dalam bukunya yang berjudul "Creating Innovators" menyampaikan point penting bahwa kita akan tiba disuatu masa, dimana ketika setiap orang memiliki akses terhadap informasi yang sama, setiap pihak bisa meng-googling apapun yang dia mau, mencari tahu peristiwa dengan kecepatan dan sumber yang sama-sama beragam. Apa kemudian yang menjadi pembeda keunggulan antara satu pihak dengan pihak yang lain ?, jawabannya adalah inovasi. 

Walau inovasi ini berasal dari kemampuan manusia menyerap sejauh mana informasi dan akumulasi pengalaman, trigger penting munculnya inovasi terletak dari keberanian mencoba hal yang baru. Ingin selalu belajar, mindset yang tumbuh diracik dengan kreatifitas dan ide baru, akan menghasilkan inovasi.

3. Kolaborasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun