Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah TOP di Pulau Nias (Bagian 6)

26 Oktober 2020   09:11 Diperbarui: 26 Oktober 2020   09:23 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tuo nifaro (dok.pri) 

Tuo Nifaro

Kalau di suku Batak ada tuak, di Nias ada tuo nifaro atau yang sering disingkat dengan TN. Kedua adalah minuman yang berbahan dasar sama tetapi cara pengolahannya berbeda.

Tuak diproses dengan mencampurkan air nira dari pohon enau, bisa juga dari kelapa, dengan kulit kayu khusus, yang dalam bahasa Batak disebut raru. Raru tersebut memberikan kadar alkohol dalam air nira sehingga rasanya sedikit pahit dan dapat membuat orang mabuk jika diminum dengan dosis yang tinggi. 

Meskipun rasanya sedikit pahit dan memabukkan, tuak adalah minuman yang disukai oleh kaum laki-laki orang Batak pada umumnya. Biasanya mereka meminumnya secara bersama-sama di warung yang disebut dengan lapo tuak (warung tuak).

Beda halnya dengan tuo nifaro. Secara harafiah, tuo nifaro berarti tuak yang diperas. Kata diperas digunakan untuk memperlihatkan bahwa tuak itu diperoleh hanya lewat tetesan air nira yang disuling sama seperti memeras pakaian yang hingga tidak meneteskan air lagi. Warnanya bening seperti air mineral biasa. 

Cara memproses atau membuat tuo nifaro ialah dengan cara disuling. Hasil sulingan yang pertama disebut Hogo Duo yang kalau diartikan secara harafiah ialah kepala tuak atau bosnya tuak dan sering juga disebut sebagai tuak nomor satu. 

Dia mendapat predikat demikian karena kadar alkoholnya sangat tinggi dan mudah terbakar. Ia terasa sangat panas dalam tenggorokan sehingga cara meminumnya harus hati-hati. Dosisnya cukup satu tutup botol aqua. Boleh juga langsung dituang ke dalam gelas yang berukuran 20 ml dan diteguk secara perlahan-lahan.

Karena mengandung alkohol yang tinggi, Hogo Duo memiliki potensi memabukkan lebih tinggi dari pada tuak. Meskipun demikian, ia disukai oleh banyak orang Nias, terlebih kaum prianya.

Setelah Hogo Duo berhasil didapatkan, yang biasanya sejumlah pesanan yang ada, barulah dibuat tuak yang biasa atau yang sering mereka sebut tuo nifaro yang biasa atau tuo nomor dua. Disebut nomor dua karena ia disuling setelah hogo duo dan dalam penyulingannya dicampurkan sedikit air biasa agar kadar alkoholnya tidak tinggi. Tuak jenis inilah yang sering diperjualbelikan kepada publik.

Untuk mendapatkan hogo duo, kita perlu memesannya secara khusus dan tentunya harganya pun jauh lebih mahal yaitu berkisar Rp. 90.000-120.000. per 600 ml. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun