Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penyangkalan Diri: masihkah Menarik untuk Dilakukan?

7 Agustus 2020   11:00 Diperbarui: 7 Agustus 2020   10:55 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alarm ku berbunyi pukul 05.00 tepat. Tetapi karena saya masih ngantuk alarm saya tunda untuk 10 menit lagi. Saat 10 menit telah berlalu alarm ku kembali berbunyi dan lagi-lagi saya tunda untuk 10 menit kemudian.

Dan tiba-tiba saya terbangun kaget karena tidak mendengar lagi bunyi alarm. Saat saya cek ternyata sudah pukul 05.45 WIB. Saya memang tidak terlambat untuk mengikuti Perayaan Ekaristi pagi karena baru akan dimulai pukul 06.00 WIB dan jarak gereja dari rumah hanya 20 meter. Namun saya telah melewatkan salah satu niatku yaitu olahraga selama 10 menit setiap bangun tidur pagi.

Saya segera mandi dan berpakaian rapi karena saya hanya punya waktu 15 menit sebelum Perayaan Ekaristi dimulai.

Sesampainya di gereja saya tidak punya waktu lagi untuk berdoa pribadi karena tepat pada saat itu Perayaan Ekaristi dimulai. Lagu pembuka sudah dikumandangkan dan para imam tengah melakukan perarakan menuju panti imam. 

Seperti biasa saya mengambil tempat yang tidak banyak ditempati umat yang lainnya. Tujuannya ialah agar saya bisa hikmat mengikuti Perayaannya. Selain itu saya pun ingat protokol kesehatan yang berlaku agar mengatur jarak sedemikian mungkin. 

Namun kotbah pastor saat itu benar-benar menggerogoti ku. Injilnya tentang Penyangkalan diri untuk menjadi murid Yesus, yang diambil dari dari Matius 16:24-28. Dan saat itu pastor sangat menekankan tentang berapa pentingnya penyangkalan diri bagi hidup kita saat ini. 

Pastor mengatakan bahwa saat ini penyangkalan diri tidak lagi menarik untuk dilakukan. Semua tindakan yang kita lakukan hanyalah disesuaikan dengan kesenangan diri. Misalnya, pemerintah sudah menganjurkan untuk mengikuti protokol kesehatan namun banyak yang mengabaikannya dengan berbagai alasan yang ada.

Di saat yang sama, saat sedang asyik mendengar  homili Pastor itu, saya pun ingat pengalaman ku tadi pagi ketika bangun pagi. Demi kesehatan ku saya telah membuat niat untuk olahraga 10 menit sehabis bangun pagi. Namun tadi pagi tidak kulakukan karena saya lebih memilih untuk mengikuti keinginan daging yaitu tidur. Dan akhirnya niat itu pun tidak ku wujudkan. 

Sejujurnya juga, hampir setiap pagi saya kali dengan niat yang telah saya buat. Dalil yang sama selalu terjadi yaitu badan masih ngantuk.

Sehabis Perayaan Ekaristi, saya sempatkan sejenak berdoa pribadi untuk bersyukur atas teguran Tuhan yang kuterima pagi itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun