Berpikir positif itu tidak sama dengan mendustai perasaan, apalagi saat berhadapan dengan situasi yang tidak mengenakkan. Justru sebaliknya, berpikir positif itu mengakui apa yang kita rasakan. Kita berusaha menerima teman atau situasi sekitar kita apa adanya sambil menarik kepada kita suatu yang lebih bermanfaat. Itulah berpikir positif.
Terkadang, sesuatu yang bermanfaat itu terkurung dalam situasi yang sungguh-sungguh tidak mengenakkan kita. Dan semakin situasi tersebut sangat tidak mengenakkan kita maka sesuatu yang bermanfaat itu pun semakin besar terkurung di dalamnya. Karena itu kita harus segera menemukannya. Caranya ialah, jangan lihat situasinya tetapi pikirkan kebaikan yang terbungkus di dalamnya yang akan segera kita miliki jika kita mampu menghadapinya dengan baik.
Berpikir positif itu seperti saat kita sedang mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian kelulusan. Kita tidak boleh melihat hanya pada beratnya ujian tersebut tetapi lihatlah apa yang akan kita peroleh jika kita mampu melaluinya, yaitu kelulusan yang akan menghantar kita pada apa yang kita cita-citakan. Ujian yang berat hanyalah jalan kepada kebaikan yang besar.
Jangan lihat situasinya, jangan lihat ketidakadilan yang diakibatkannya, jangan lihat kebenciannya tetapi lihatlah kebaikan yang ada di baliknya karena sesungguhnya bukan situasi itu yang Tuhan berikan kepada kita tetapi kebaikan yang terbungkus di dalamnya.
Pikirkan dan ambil yang baik yang bisa kita peroleh dari setiap situasi yang tidak mengenakkan dalam hidup kita karena sesungguhnya kita tidak bisa mengendalikan setiap realita kehidupan yang terjadi dalam hidup kita. Yang bisa kita lakukan hanyalah mengontrol respon kita terhadapnya karena respon yang kita ambil menentukan apa yang akan kita peroleh, dan respon yang baik untuk itu ialah berpikir positif.
Pikirkan dan ambil yang baik. Selamat berpikir positif.