Mohon tunggu...
Dedi  Djanuryadi
Dedi Djanuryadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Man Born is free but everywhere in chains

Penggiat jurnalistik, public relations, fotografi, modelling, serta event organizer.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kamala Harris, "Mutiara Hitam" Pemutus Rantai Rasialisme di AS

13 Agustus 2020   09:45 Diperbarui: 8 September 2020   10:30 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
washintonsources.com

Donald Trump lagi kegerahan. Pasalnya, Joe Biden, pesaingnya di pemilihan presiden (pilpres) 3 November 2020 nanti, telah memilih pasangan yang selama ini sangat di'nyinyiri'nya, yaitu wanita cemerlang dari Partai Demokrat, Kamala Harris.

Seperti dilansir Washington Post baru-baru ini (13/8), Trump mengatakan Biden telah salah memilih pasangan. Menurutnya, Kamala itu terlalu banyak  omong dan omongannya itu semuanya hanya bualan saja. Tidak hanya itu,Trump juga menilai Kamala sebagai sosok sangat jahat, mengerikan, sekaligus tidak sopan. Sentilan Trump  tersebut seolah mau mengingatkan Biden pada debat penentuan kandidat Partai Demokrat dulu di pilpres 2019. 

Saat itu Kamala Harris beberapa kali berselisih faham dengan Joe Biden dan menyudutkan Biden sebagai mantan senator yang pro pemisahan rasial di masyarakat Amerika Serikat (AS). 

 "Seperti yang kita tahu, saat itu di  pemilihan pendahuluan saja,  dia melakukannya dengan sangat buruk. Hanya mendapat poin sekitar 2% dari harapan yang dinginkan. Jadi saya sedikit terkejut bahwa dia (Biden) memilihnya."

Lewat akun twitternya, @realDonaldTrump, Trump  menyebut  pilihan cawapres yang dilakukan Biden itu sebagai bukti bahwa Biden adalah "cangkang kosong yang diisi dengan agenda ekstrim kaum radikal di sayap kiri". 

Kamala Harris merupakan wanita kulit hitam blasteran Asia-Amerika pertama dalam sejarah perpolitikan AS yang mendapat kesempatan tampil sebagai calon wakil presiden. 

Sebelumnya Geraldine Ferraro (1984) dari Partai Demokrat dan Sarah Palin dari Partai Republik (2008) pernah dicalonkan keposisi tersebut, namun tak berhasil. Senator  California keturunan India-Jamaika  ini, sejak lama telah diunggulkan untuk posisi nomor dua diajang pilpres AS. 

Mantan jaksa agung California ini menarik perhatian publik atas upayanya mendesak pemerintahan Trump untuk segera mereformasi lembaga kepolisian  di tengah-tengah protes anti-rasisme nasional yang terjadi baru-baru ini.

Belum pernah ada sebelumnya  seorang wanita kulit berwarna mendapat  kehormatan ditunjuk sebagai calon wakil presiden oleh salah satu partai terbesar di AS.  Namun kali ini Kamala Harris mendapatkannya.

Biden sendiri lewat cuitan twitternya menyatakan bahwa Kamala Harris memiliki "kehormatan besar" sebagai calon orang nomor dua di negeri adi kuasa itu. Juga mantan Presiden AS Barack Obama  yang Biden menjabat sebagai wakil presiden selama delapan tahun - mentweet: "Dia lebih dari siap untuk pekerjaan itu. Dia menghabiskan karirnya membela konstitusi kita dan berjuang untuk orang-orang yang membutuhkan penanganan yang adil. Ini hari yang baik untuk negara kita. Sekarang mari kita memenangkannya."

Pada konferensi pers kubu Trump di Gedung Putih, Selasa kemarin (11/20),  seorang Republikan, menggambarkan Kamala sebagai "draft pick nomor satu saya." Kamala akan berdebat dengan pasangan Trump, Wakil Presiden Mike Pence, pada 7 Oktober 2020 di Salt Lake City, Utah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun