Allahuakbar allahuakbar allahuakbar lailaha ilallahu allahu akbar, allahuakbar walilahalilahilham. Gema takbir terdengar se antero negri menandakan ramadhan telah usai. Rasa campur aduk bergejolak didalam dada, kegundahan hati yang tidak bisa dilukiskan dengan kata -  kata karena telah ditinggalkan oleh bulan penuh berkah dan  belum ada jaminan untuk bertemu kembali di tahun yang akan datang.
Begitu malang nasib diri karena dirasa pundi - pundi amalan ramadhan belum maksimal diperoleh. Begitu besarnya hikmah ramdhan, sehingga rasulullah pernah mengabarkan andai umat manusia benar- benar memahami kelebihan ramadhan, niscaya mereka menginginkannya sepanjang tahun.
Pada bulan ramadhan, hampir semua umat islam berlomba - lomba dalam mencari kebaikan, karena dijanjikan pahala yang berlipat ganda oleh tuhan. Patut disyukuri karena berbagai macam amalan kebajikan bertebaran baik yang bersifat pribadi maupun sosial. Kepedulian dalam berbagi sesama umat manusia sangat mudah dijumpai selama ramadhan.
Namun ketika ramadhan berlalu, apakah kebiasaan yang dilakukan akan tetap berjalan? Kebiasaan untuk solat malam, tidak bergosip , bersedekah dan masih banyak lagi kebiasaan baik yang dilakukan harusnya bisa dibawa ke sebelas bukan selanjutnya. Karena esensi dari bulan ramadhan itu sendiri adalah menerapkan nilai - nilai islam selama sebulan penuh supaya menempel pada fikiran dan terbawa menjadi kebiasaan untuk beribadah.
Maka janganlah kita berlupa diri, lupa bahwa kita masuk ke golongan umat yang mana, meneruskan ibadah atau malah kembali seperti sedia kala. Apalagi rasullulah pernah mengingatkan bahwa iblis akan melancarkan serangan besar besaran dalam rangka mengotori kefitrahan manusia yang telah diraih saat berpuasa.
Mari berenung seraya berdoa, semoga kita termasuk orang yang amalannya diterima allah SWT dan semoga kita bisa memelihara amalan yang dilaksanakan sampai maut menjemput. ( Dede Yusuf)