Mohon tunggu...
DEDE KUSNANDAR
DEDE KUSNANDAR Mohon Tunggu... Wiraswasta - Dede Kusnandar

Dede Kusnandar

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perjalanan Bisnis di Sektor Agrobisnis (Visit ke Kebun Katuk)

2 Desember 2020   17:34 Diperbarui: 2 Desember 2020   17:41 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu terasa sejuk dan agak hangat-hangat juga karena mentari mulai menyapa dengan membelai seluruh bagian luar tubuh ini, hangatnya belaianmu sang mentari, hemmmmm. Saya mulai siapkan kendaraan dengan mengawali menyalakan mesinnya, sebagai warmingup supaya tidak kaget soalnya doi mau diajak ke daerah perbukitan. Istri dan anak-anak sudah siap berangkat tapi bukan untuk ikut saya lihat kebun petani rekanan, mereka mau menjalani aktivitasnya masing-masing.

Saya masuk mobil dan istri serta anak-anak juga sudah masuk mobil, saya antarkan mereka dengan baik ke tempat mereka menjalani aktivitasnya. Tiba saatnya saya harus segera melanjutkan perjalanan, kalau kata orang mah perjalanan bisnis, cieee. Bissmillah saya berangkat menyusuri jalan raya kadang ketemu pasar trdisional yang macet dan yang lainnya.

Rehat sejenak di tengah perjalanan

Di tengah perjalanan saya mulai merasa kantuk dan sesekali menguap huaaam, saya rasa ini waktunya untuk coffee break. Segera saya pinggirkan kendaraan dan parkir didepan minimarket. Langsung saya order kopi dan cari tempat yang teduh lalu mulai deh menikmati kopi yang menendang semangat. 

Seruput demi seruput saya nikmati aroma dan rasa yang menggugah semangat, alhamdulillah nikmat Tuhan ini patut kita sykukuri. Hanya berbagi kepada semua kawan baca, jangan sekali-kali memaksakan diri dalam berkendara saat keadaan lelah dan kantuk. Berhenti sejenak untuk me-refresh tidur sejenak lebih baik, kalau tidak memungkinkan ngopi adalah alternatif yang menarik dan menyegarkan. Sudah 30 menit menikmati kopi dan rasanya sudah fresh kembali staminanya ini, Yuuuk kita lanjutkan perjalanan. 

Setelah beberapa KM saya laju kendaraan dengan kecepatan rata-rata 80 KPJ, tiba-tiba ada yang bunyi didalam perut, kriku kriuk kriuk begitu mereka sudah minta makan. Kebetulan sudah mulai masuk perkampungan dan didepan dibawah phon rambutan ada tukang mie ayam, gak nunggu lama segera parkir didepan gerobakmya dan order 1 mangkok.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Selamat makan siang kawan baca semua, ada obrolan yang menarik saat tengah menikmati mie ayam. Disana ada Pak Haji, Ibu yang beli mie ayam, temen Pak Haji yang pakai topi, tukang pindang dan saya yang sedang asik makan mie ayam. Pak Haji mulai sedikit berceramah atau sekedar memberikan nasihat kepada ibu yang membeli mie ayam. Kata Pak Haji "Bu, kalau punya anak itu, ya jangan khawatir sianak tidak dapat makan. Karena setiap manusia itu sudah dijamin rejekinya sama Allah SWT.". Eh tukang pindang yang disamping saya yang lagi makan mie ayam menyaut "Iya ya Pak Haji, saya tiap pagi bawa pindang 35 kg, alhamdulillah selalu habis dibeli sama pelanggan."

Bapak yang pakai topi segera berkomentar dengan sigap "Neh kalau dagang itu harus menjiwai (kuat mental) tanamkan keyakinan seperti yang tadi dikatakan sama Pak Haji, jika keyakinan sudah tertanam maka saat kita berdagang Allah sudah siapkan pelanggan kita. Alhamdulillah bersyukur saya di mie ayam bawah phon rambutan dapat ilmu tentang jaminan rejeki dari Allah SWT, saya yakin ini bukan suatu yang kebetulan, ini adalah buah cinta kasih dari Allah SWT untuk menenangkan hambanya dalam hal rejeki. 

Segera saya lanjtkan perjalanan dan medannya sudah mulai masuk bukit dan hutan juga, maka harus ekstra hati-hati ini dalam melajukan kendaraan. Saat sudah masuk ke area perkebunan petani terlihat di sepanjang jalan pohon-pohon salam yang dimanfaatkan daunnya sama petani.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Saat sampai di rumah petani saya langsung diperlihatkan proses pengerinngan daun salam dan daun katuk, mereka memproses ini untuk memenuhi beberapa permintaan dari costumernya. Termasuk saya adalah costumernya mereka, tapi kalau saya lebih ke arah bermitra dengan petani-petani di sini, mulai dari daun katuk, daun salam, daun tempuyung dan lainnya yang bisa diprogres dan saling menguntungkan tentunya.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Ini aktivitas emak-emak yang masih seneng untuk ikut aktivitas dalam proses pemisahaan daun katuk dari ranting dan batangnya. Setiap hari mereka bisa memproduksi daun katuk kering sebanyak 100 kg. Untuk dapat daun katuk kering 100 kg kering membutuhkan sekitar 400 - 500 kg daun katuk fresh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun