Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia mengasah kemampuan kepribadiannya untuk memiliki kecerdasan, kekuatan spiritual keagamaan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-sehari . Pendidikan dapat dilakukan dengan literasi. United Nations Educational, Scientific and Cultural (UNESCO) pada tahun 2004, mendefinisikan literasi bukan sekedar kemampuan membaca dan menulis, tetapi literasi sebagai proses tentang bagaimana berkomunikasi sosial, dan ini mencakup juga praktik, dan hubungan sosial sebagaimana pengetahuan, bahasa, dan budaya.
Dalam dunia Pendidikan, kemampuan membaca merupakan hal dasar yang paling penting, terutama untuk anak usia dini. Literasi membaca adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah, mengembangkan kapasitas individu, sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar dapat berkontribusi secara produktif di masyarakat. Melalui literasi membaca, Â diharapkan anak mampu mengenal kegiatan membaca sebagai kemampuan dasar yang wajib dimiliki.
Mendikbud menekankan, Â bahwa literasi tidak hanya tentang kemampuan membaca, tetapi tentang kemampuan menganalisis suatu bacaan dan memahami konsep di balik tulisan tersebut. Literasi untuk anak usia dini adalah suatu cara membuat kepandaian seorang anak dalam berbahasa, menulis, membaca, menghitung, dan berbicara serta menemukan solusi atas setiap masalahnya. Kemampuan literasi seorang anak akan berbeda-beda. Semakin baik literasi seorang anak maka semakin baik pula seorang anak tumbuh dan kembang di masyarakat.
Mengingat membaca merupakan hal penting, sehingga perlu dikenalkan kepada anak-anak usia dini sebagai bentuk Pendidikan usia dini Hal ini dilakukan oleh Dede, seorang  mahasiswa Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia, yang sedang melakukan mengajarkan anak sekolah dasar mengenai dasar-dasar Pendidikan Jasmani melalui Kuliah Kerja Nyata tematik  (KKN ) di SDN Gamlok.
Kegiatan membaca yang dilakukan selama KKN Tematik ialah dengan mengenalkan buku bacaan kepada anak-anak, mereka didampingi untuk belajar membaca dengan cara yang menyenangkan sehingga anak merasa senang dan tidak tertekan. Selama kegiatan berlangsung, anak-anak di edukasi mengenai metode membaca. Membaca secara berulang menjadi metode dasar yang dikenalkan kepada anak untuk mempermudah memahami bacaan dengan baik dan benar.
Dengan kegiatan ini, diharapkan anak-anak , khususnya siswa DN Gamlok dapat menumbuhkan rasa suka dalam membaca, sehingga budaya membaca menjadi kebiasaan positif sehari. Anak- anak diharapkan akan mengeksplor rasa penasaran mereka dengan membaca berbagai buku dan cerita menarik lainnya.
