Impian, setiap dari kita memiliki impian, apapun profesi kita.
Setiap kita memiliki hasrat mimpi untuk orang-orang terkasih kita, orang tua, pasangan, atau anak.
Namun, kehidupan punya banyak cara meredupkan impian kita, rasa sakit, kegagalan usaha atau hubungan, akan menenggelamkan kita dalam kekecewaan yang membuat kita merasa mimpi kita berlebihan. Kita merasa kegagalan itu adalah jawaban bahwa mimpi kita terlalu berlebihan.Â
Padahal, itu adalah proses. Tuhan memberikan ujian atas impian kita, untuk meyakinkan bahwa impian kita itu layak diperjuangkan.
Gagal menurut logika kita, tapi tidak dalam cara Allah.
Mimpi yang mustahil menurut kita, tapi tidak bagi pemilik semesta ini, Allah maha memiliki segalanya.
Allah memberikan kita keinginan dan impian, itu berarti layak kita pertahankan.
Cobaan dan segala rasa kecewa adalah bagian dari cara-Nya memantaskan kita, membuat kita layak mendapatkan impian itu.
Jika semua bisa didapat hanya dengan meminta, bayangkan betapa lemahnya kita sebagai manusia, kita tidak mengeluarkan potensi terbaik kita, kita menjadi malas dan tidak menghargai kegagalan.
"Orang yang sukses tidak menangisi proses yang menyakitkan, mereka tersenyum ketika gagal, karena mereka memiliki keyakinan bahwa mereka semakin dekat dengan impiannya" Joel Osteen.Â
Saya sependapat dengan kalimat diatas, semakin berat ujian yang diberikan, semakin terasa terjal jalan anda itu adalah cara tercepat untuk anda mencapai impian anda. Allah sedang memantaskan anda.