Jika bola berhasil dibawa oleh Griezmann, maka peluang pun akan didapatkan. Saat seperti itu, dia bisa mencetak gol.
Peran penting Griezmann ketika masih di awal kebersamaan dengan Atletico adalah pemberi layanan ke penyerang utama. Itulah mengapa jumlah asis Griezmann juga menonjol di Los Rojiblancos.
Seiring berjalannya waktu, Griezmann membentuk duet maut dengan Diego Costa. Hanya, Diego Costa tidak lagi segahar periode pertamanya di Atletico. Itu membuat peran Griezmann berkembang menjadi tumpuan utama mencetak gol.
Torehan golnya pun cukup banyak, khususnya dalam tiga musim terakhir berseragam Atletico Madrid. Hal ini membuat banyak klub--yang lebih populer dari Atletico--membidiknya.
Sampai tiba pada keputusan Griezmann untuk berlabuh ke Camp Nou. Ia membela Barcelona sejak musim 2019/20.
Pada awal kariernya bersama Lionel Messi dkk. Griezmann terlihat seperti Philippe Coutinho. Terlihat sulit untuk cepat menyatu dengan skuad Barcelona.
Harapan pun muncul di musim keduanya. Hal itu dikarenakan terjadi perubahan besar-besaran di Barcelona, khususnya di sisi teknis.
Pelatih berganti (lagi), dan beberapa pemain juga hengkang salah satunya Luis Suarez. Hengkangnya Suarez membuat satu slot di depan pasti milik Griezmann.
Faktor jam terbang dan kualitas jelas membuat Griezmann lebih favorit daripada Ousmane Dembele dan Martin Braithwaite. Nama terakhir walau sudah bernomor punggung 9, tapi masih belum pasti mengisi skuad utama.
Begitu pula dengan Dembele yang lebih ideal bermain di sisi sayap daripada sebagai false nine. Posisi itu juga masih lebih baik diberikan kepada Lionel Messi.
Artinya, Griezmann sangat ideal mengisi trisula depan, Messi-Griezmann-Ansu Fati. Namun, hal itu ternyata masih belum berjalan ideal bagi Griezmann.