Dua unggulan berhasil memastikan diri lolos ke semifinal. Inter Milan mengandaskan Bayer Leverkusen dengan skor 2-1, sedangkan Man. United unggul 1-0 atas FC Copenhagen.
Meski keduanya lolos, ada perbedaan dari cara keduanya dapat mencapai tangga semifinal. Inter Milan melakukannya dengan cara yang unik dan kemudian dapat disebut elegan. Mengapa?
Pertama, karena mereka bermain lebih defensif dibandingkan Bayer Leverkusen yang lebih dominan menguasai bola.
Kedua, karena Inter Milan mampu melancarkan banyak serangan ke lawan--meski bertaktik seperti poin pertama, dan mampu menghasilkan gol. Nicolo Barella dan Romelu Lukaku berhasil membawa Inter unggul.
Ketiga, meski kemudian kebobolan lewat gol Kai Havertz, pertahanan Inter tetap solid khususnya di babak kedua. Mereka pun berhasil menjaga keunggulan sampai babak kedua berakhir dengan tambahan waktu mencapai 8 menit!
Tiga poin itu menggambarkan upaya Inter Milan beradu strategi dan mentalitas dengan lawan. Mereka tidak menggunakan status unggulan di atas kertas untuk bermain dominan.
Namun, hal ini justru membuat mereka dapat membombardir pertahanan lawan dengan lebih baik dibandingkan yang dilakukan Kevin Volland dkk. Bahkan, para pemain Bayer Leverkusen terlihat kurang sabar dalam mengantisipasi serangan dari I Nerazurri.
Satu hal lainnya yang juga penting dan patut diapresiasi adalah pergantian pemain. Conte seperti sudah menyiapkan rencana antara babak pertama dan babak kedua dengan baik.
Meski sebenarnya terlihat monoton, karena pasti Conte akan memainkan Christian Eriksen dan Alexis Sanchez di babak kedua. Tetapi, pola ini sudah dipersiapkan dengan matang.
Satu-satunya pemain yang memiliki karakteristik berbeda adalah Eriksen. Ketika pemain ini turun, Inter pasti akan mengubah gaya bermainnya.