Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sekali Kalah dan Kalah Lagi, Liverpool Memang Hanya Menunggu Waktu

4 Maret 2020   15:38 Diperbarui: 4 Maret 2020   15:32 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Liverpool kembali tuai kekalahan keempatnya di musim 2019/20. | Sumber gambar: thisisanfield.com

Bukan suatu kebetulan jika Chelsea menang. Bukan pula hanya karena kipernya Liverpool di laga itu adalah Adrian. Kemenangan Chelsea memang dikarenakan mereka dapat mewujudkan strategi mereka dari upaya mempelajari permainan Liverpool, yang ditambah dengan faktor dekatnya rentetan kekalahan Liverpool atas lawan-lawannya.

Sebelum pertandingan tersebut, Liverpool harus mengalami kekalahan dari Atletico Madrid di Liga Champions dan Watford di Premier League. Rentetan kekalahan itu sebenarnya ingin dihilangkan dengan kemenangan, namun mereka harus menghadapi Chelsea dan itu di Piala FA.

Momen yang tidak tepat. Karena di Piala FA, setiap klub tidak punya pilihan selain menang. Jika kalah, otomatis tersingkir. Tidak ada second leg seperti di Liga Champions, dan Liverpool tentu tidak ingin hanya bermain imbang, karena akan menambah jadwal yang padat bagi mereka.

Barkley cetak gol kedua Chelsea atas Liverpool di Stamford Bridge (4/3). | Mirror.co.uk
Barkley cetak gol kedua Chelsea atas Liverpool di Stamford Bridge (4/3). | Mirror.co.uk

Begitu pula bagi Cesar Azpiliueta dkk. mereka tentu ingin meraih kemenangan, ditambah dengan pertandingan tersebut digelar di Stamford Bridge. Setidaknya ada peluang lebih untuk menang dengan faktor non-teknis, termasuk kepercayaan diri. Inilah yang sebenarnya selama ini dibangun dan dimiliki oleh Liverpool.

Mereka memiliki kepercayaan diri dan membuat lawan-lawannya seringkali kesulitan untuk mengimbangi permainan, selain faktor teknis (strategi). Di luar faktor keberuntungan yang memang menjadi bagian dari permainan, Liverpool sering merepotkan permainan lawan dengan gaya main mereka dan kepercayaan diri yang dimiliki Jordan Henderson dkk.

Jika melihat secara permainan sejak Liverpool mulai mendemonstrasikan rentetan kemenangan di semua ajang, sebenarnya sudah dapat diketahui bagaimana cara bermain mereka dan apa kelebihannya. Dua hal itu berwujud pada permainan direct football (saat menyerang), gegen pressing (saat bertahan), dan mengandalkan kreativitas dan mobilitas para pemain sayap ketika mendominasi permainan.

Ada dua lapis sisi sayap, baik kanan dan kiri yang menjadi kelebihan Liverpool. Di depan, sisi sayap diisi oleh Mohamed Salah dan Sadio Mane atau Roberto Firmino secara bergantian. Namun, Firmino biasanya memang ditempatkan sebagai target-man. Sedangkan di lini belakang, posisi sayap diisi oleh Trent Alexander-Arnold dan Andrew Robertson.

Melihat sisi kelebihan itu, ternyata Liverpool juga memiliki kelemahan, dan itulah yang membuat Liverpool sebenarnya tidaklah sempurna dibandingkan klub lain. Bahkan, sebenarnya klub Inggris yang nyaris sempurna adalah Manchester City. Mengapa?

Skuad asuhan Pep Guardiola itu memiliki kekuatan di sayap tak kalah baik dengan kekuatan di lini tengah dan lini depan. Mereka punya Riyad Mahrez yang menjadi kekuatan di sayap lini serang, juga ada Kevin De Bruyne dan David Silva yang biasanya menjadi playmaker di lini tengah.

Betul! Liverpool ternyata tidak memiliki playmaker ataupun pemain yang menyerupai peran tersebut di lini tengah. Jordan Henderson bertipikal pekerja keras dan hanya cukup tahu bagaimana cara membangun serangan dan membantu tim untuk mencetak gol. Tidak lebih dari itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun