Mohon tunggu...
Deddy Febrianto Holo
Deddy Febrianto Holo Mohon Tunggu... Administrasi - Warga Tana Humba

Nda Humba Lila Mohu Akama "Kami Bukan Sumba Yang Menuju Pada Kemusnahan".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

WALHI NTT: Gelar Festival Pangan

18 Maret 2019   12:43 Diperbarui: 18 Maret 2019   12:59 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Haim Moem Natuin Tetus Nako Nasi, Talan Tia Haim Panat Nasi adalah Tema Festival Pangan yang diselenggarakan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Esksekutif Daerah Nusa Tenggara Timur (WALHI NTT) bersama Ikatan Tokoh Ada Pencari Keadilan dan Kebenaran (ITA PKK) Desa Linamnutu, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Dan jika diterjemahkan tema festival pangan tersebut berarti "Dari Hutan Kita Hidup, Maka Jagalah Hutan".

Festival Pangan tahun 2019 merupakan festival yang ketiga kalinya yang diselenggarakan WALHI NTT bersama ITA PKK, sebelumnya juga telah dilakukan festival pangan sejak tahun 2017.

Adapun alasan mengambil tema Dari Hutan Kita Hidup, Maka Jagalah Hutan karena pada faktanya masyarakat adat Pubabu menggantungkan hidupnya pada hasil hutan, sehingga menjadi sangat relevan bagi pelaksanaan festival tersebut mengangkat isu tentang pelestarian sumber daya hutan sebagai sumber penghidupan.

Umbu Wulang Tanamaahu Paranggi Direktur Eksekutif WALHI NTT dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan festival pangan diselenggarakan sebagai refleksi bagi setiap orang untuk tetap melestarikan sumber-sumber pangan yang sudah menjadi warisan sejak dahulu. Karena sebenarnya pangan-pangan tersebut akan membuat sesorang survive dan bahkan secara kesehatan pun terjamin, karena proses pembuatannya kebersihannya benar-benar diperhatikan. Lanjutnya pangan-pangan instan yang tersedia pada warung-warung sebenarnya secara kesehatan tidak terjamin, karena kita tidak paham proses pembuatannya. Dan juga membuat masyarakat ketergantungan sehingga melupakan pangan lokal.

Dokpri
Dokpri
Festival pangan ini dikemas dalam ragam acara yaitu diskusi kampung, Talkshow, pameran pangan lokal dan pentas seni. Diskusi kampung membicarakan tentang aktivas masyarakat adat pubabu yang selama ini menggantungkan hidupnya pada kawasan hutan serta dalam proses pelestarianya. Sedangkan talkshow membicarakan tentang perhutanan sosial sebagai sebuah peluang yang diberikan kepada masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya hutan. 

Dalam talkshow ini menghadirkan nara sumber dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Propinsi NTT dan Koordinator Divisi Advokasi WALHI Nasional. Zenzi Suhardi dalam materinya menyampaikan tentang betapa pentingnya peran masyarakat adat dalam menentukkan jalan mana yang akan dipilih akan jenis perhutanan sosial apa kedepannya. Karena hal tersebut akan sangat berdampak pada metode pengelolaan hutan. Terutama dalam melestarikan hutan sebagai sebagai sumber penghidupan masyarakat.

Selain diskusi dan talkshow, masyarakat adat juga memamerkan berbagai pangan lokal yang dihasilkan dari hutan kepada peserta festival. 

Dokpri
Dokpri
Ada juga beberapa kerajinan yang ikut dipamerkan. Beberapa pangan lokal dan kerjinan dilelang kepada peserta festival. Ada berbagai macam pangan lokal yang dipamerkan dalam festival ini misalnya, umbi-umbian, sayur-sayuran, jagung, asam, sorgum, obat-obatan, anyaman topi dan lain-lain.

Dokpri
Dokpri
Dalam festival ini juga, tidak terlepas dari pentas seni lokal. Karena kesenian lokal merupakan salah identitas masyarakat yang punya hubungan erat dengan pangan lokal dan kehidupan masyarakat setempat. Kesenian lokal menjadi salah satu tolak ukur keberadaan atau kelestarian sebuah komunitas atau masyarakat adat. Sehingga pada festival ini pentas seni pun menjadi salah satu mata acara penting.

Umbu Wulang Tanamaahu Paranggi dalam sambutannya pada festival pangan 2019 di Pubabu menegaskan bahwa tujuan festival pangan adalah upaya mendukung wilayah kelola rakyat tetap berdaulat. Tanpa pelestarian pangan lokal maka akan sangat berpotensi hilangnya kedulatan rakyat atas tanah, hutan, dan air. (*)

Narahubung : 

Dominikus Karangora (Infokom Walhi NTT) 081237066991

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun