Haim Moem Natuin Tetus Nako Nasi, Talan Tia Haim Panat Nasi adalah Tema Festival Pangan yang diselenggarakan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Esksekutif Daerah Nusa Tenggara Timur (WALHI NTT) bersama Ikatan Tokoh Ada Pencari Keadilan dan Kebenaran (ITA PKK) Desa Linamnutu, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Dan jika diterjemahkan tema festival pangan tersebut berarti "Dari Hutan Kita Hidup, Maka Jagalah Hutan".
Festival Pangan tahun 2019 merupakan festival yang ketiga kalinya yang diselenggarakan WALHI NTT bersama ITA PKK, sebelumnya juga telah dilakukan festival pangan sejak tahun 2017.
Adapun alasan mengambil tema Dari Hutan Kita Hidup, Maka Jagalah Hutan karena pada faktanya masyarakat adat Pubabu menggantungkan hidupnya pada hasil hutan, sehingga menjadi sangat relevan bagi pelaksanaan festival tersebut mengangkat isu tentang pelestarian sumber daya hutan sebagai sumber penghidupan.
Umbu Wulang Tanamaahu Paranggi Direktur Eksekutif WALHI NTT dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan festival pangan diselenggarakan sebagai refleksi bagi setiap orang untuk tetap melestarikan sumber-sumber pangan yang sudah menjadi warisan sejak dahulu. Karena sebenarnya pangan-pangan tersebut akan membuat sesorang survive dan bahkan secara kesehatan pun terjamin, karena proses pembuatannya kebersihannya benar-benar diperhatikan. Lanjutnya pangan-pangan instan yang tersedia pada warung-warung sebenarnya secara kesehatan tidak terjamin, karena kita tidak paham proses pembuatannya. Dan juga membuat masyarakat ketergantungan sehingga melupakan pangan lokal.
Dalam talkshow ini menghadirkan nara sumber dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Propinsi NTT dan Koordinator Divisi Advokasi WALHI Nasional. Zenzi Suhardi dalam materinya menyampaikan tentang betapa pentingnya peran masyarakat adat dalam menentukkan jalan mana yang akan dipilih akan jenis perhutanan sosial apa kedepannya. Karena hal tersebut akan sangat berdampak pada metode pengelolaan hutan. Terutama dalam melestarikan hutan sebagai sebagai sumber penghidupan masyarakat.
Selain diskusi dan talkshow, masyarakat adat juga memamerkan berbagai pangan lokal yang dihasilkan dari hutan kepada peserta festival.Â
Umbu Wulang Tanamaahu Paranggi dalam sambutannya pada festival pangan 2019 di Pubabu menegaskan bahwa tujuan festival pangan adalah upaya mendukung wilayah kelola rakyat tetap berdaulat. Tanpa pelestarian pangan lokal maka akan sangat berpotensi hilangnya kedulatan rakyat atas tanah, hutan, dan air. (*)
Narahubung :Â
Dominikus Karangora (Infokom Walhi NTT) 081237066991