Mohon tunggu...
DEBBY MAULINA
DEBBY MAULINA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Introvert

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Self-Directed Learning

6 Desember 2022   21:35 Diperbarui: 6 Desember 2022   22:09 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pembelajaran mandiri sudah tak asing kita dengar di dunia Pendidikan.Pembelajaran mandiri ini sudah banyak digunakan oleh masyarakat semenjakpandemi covid 19, dimana saat pandemi seluruh masyarakat Indonesia bahkan di dunia dibatasi dalam berinteraksi dan tuntut untuk bisa belajar secara mandiri. Self-directed learning ini adalah proses dalam pembelajaran mandiri, dimana self-directed learning ini dapat membuat siswa tersebut untuk bisa berinisiatif sendiri dalampembelajaran mandirinya dan tidak melibatkan orang lain dalam proses belajar mandirinya.

Menurut Setyawati (2015), Self-directed learning (SDL) adalah kemampuan mahasiswa mengambil inisiatif untuk bertanggung jawab terhadap pelajarannya dengan atau tanpa orang lain yang meliputi aspek: kesadaran, strategi belajar,kegiatan belajar, evaluasi, dan keterampilan interpersonal.

Jika seorang peserta didik yang memiliki kemampuan Self-Directed Learning yang baik akan mempunyai inisiatif yang tinggi, banyak ide, dan juga selalu memiliki semangat yang tinggi. Kelebihan lainya jika menguasai Self-Directed Learning dapat dengan mudah memiliki tujuan belajar yang ingin ia capai, dapat mencari dan memilih sumber belajarnya sendiri, dan juga dapat mengetahui bahan dan sumber yang diinginkan dapat ditemukan.

Pembelajaran mandiri memang bagus untuk melatih pelatih peserta didik agar dapat meningkatkan keterampilan dalam proses belajar, Kemampuan belajar mandiri berperan membentuk mahasiswa agar memiliki kemampuan belajar sepanjang hayat.

Seperti tugas WikiPenmas dimana projek WikiPenmas ini bagian dari pembelajaran mata kuliah “Konsep Dasar Pendidikan Masyarakat” yang diberikan oleh Dr. Elih Sudiapermana yang salah satu tujuannya yaitu meningkatkan kemandirian,membiasakan mahasiswa berselancar mencari resferensi.

Konsep pembelajaran mandiri ini juga memiliki kekurangan nya sendiri yaitu orang yang bodoh akan semakin bodoh yang pintar akan semakin pintar karena kurangnya interaksi satu sama lain dan tidak ada yang membimbing atau memberi pengertian apabila ada kekurangan dan kesalahan. Untuk orang yang malas akan terus malas, dan juga terdapat orang yang kalau belajar memerlukan tukar pendapat maupun saran untuk materi yang cocok untuknya karena banyak terdapat orang yang tidak mengetahui kemampunya dan batas kemampuanya.

Konsep SDL ini juga menjadi salah satu cara belajar orang dewasa yang banyak di gunakan karena tiap individu dapat mengelola, menilai kegiatan belajar mereka sendiri yang dapat dilakukan kapan saja, dimana saja dengan cara apa saja dan juga tidak ada batasan usia. Konsep SDL ini memang sangat efektif untuk pembelajaran orang dewasa, banyak orang dewasa yang ingin terus belajar akan tetapi banyak rintangan nya sendiri mulai dari perspektif masyarakat yang berpikiran bahwa belajar hanya pada anak-anak saja, lalu juga yang merasa malu, ada juga yang terkendala biaya jadi pembelajaran mandiri ini salah satu cara belajar untuk orang dewasa yang efektif.

Sudah kita ketahui bahwa pembelajaran mandiri bisa di lakukan kapan saja dimana saja, tanpa batasan usia contohnya orang dewasa yang jadwalnya padat dapat mempelajari keterampilan yang dibutuhkan dengan cara yang nyaman bagi mereka sendiri pada pembelajaran mandiri.

Self-Directed Learning menurut Holstein (1986), bahwa SDL ini dibagi menjadi tiga tingkatan berdasarkan karakteristik yang diawali tingkatan rendah, sedang dan juga tingkatan tinggi. 

Pada tingkatan rendah yaitu dimana peserta didik masih bergantung kepada teman, pembimbing ataupun guru dikarenakan kurang terampil dalam mencari maupun menambah referensi yang relavan dan valid, peserta didik juga tidak memiliki kepercayaan diri untuk mencapai tujuan. Yang kedua adalah tingkatan sedang, paham sudah siap dalam mengembangkan konsep-konsep belajar akan tetapi masih kurangnya pengalaman dan motivasi dan masih berharap atau adanya keinginan untuk orang dewasa ataupun guru terlibat. 

Dan yang terakhir adalah pada tingkatan tinggi dimana peserta didik sudah tahu tujuan belajar, strateginya dan juga sudah bisa memanfaatkan sumber belajar dengan baik tanpa bantuan ataupun keterlibatan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun