Mohon tunggu...
Debby Anggraini
Debby Anggraini Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Moeldoko atau Mahfud? Siapa Pantas Dampingi Jokowi?

21 Juli 2018   17:39 Diperbarui: 21 Juli 2018   17:39 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.instagram.com/akunketansusu/

Pesta demokrasi terbesar di Indonesia yakni Pilpres akan segera berlangsung tahun depan. Hal ini tentu saja membuat beberapa orang penasaran. Hal yang paling membuat penasaran adalah sang petahana, Jokowi, akan memilih siapa sebagai cawapres di pilpres mendatang?

Beberapa lembaga  survey sudah banyak mengeluarkan nama-nama calon wakil presiden untuk pasangan Jokowi nanti. Namun memang belum ada pengumuman resmi oleh Jokowi dan partai koalisinya siapa yang akan mendapatkan posisi tersebut.

Dari banyak nama yang keluar, ada dua nama yang sangat potensial. Yaitu  Moeldoko yang saat ini menduduki jabatan sebagai Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) dan Mahfud MD menjabat sebagai Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Kader senior PDI Perjuangan Sidarto Danusubroto turut berkomentar mengenai kriteria calon wakil presiden untuk mendampingi Jokowi, yaitu ada empat kriteria yang harus diperhatikan, yakni tidak kontroversial, bisa diterima oleh semua komponen parpol pendukung, mampu menambah keterbatasan Jokowi secara politik, mampu mengimbangi ritme kerja Jokowi di pemerintahan.

Mahfud memang punya pengalaman legislatif sebagai anggota DPR dari PKB, pengalaman eksekutif sebagai Menteri Pertahanan di kabinet Gus Dur, dan pengalaman yudikatif sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi. Walaupun sudah berkarir lama di politik, namun tidak bisa menjadi tolak ukur kemampuan Mahfud mengelola negara seandainya ia menjadi wakil presiden nanti.

Kalau NU dan kyai tidak clear mendukung Mahfud, maka itu jadi kelemahannya. Apalagi dalam konteks bursa cawapres, Mahfud akan bersaing dengan Ketua Umum PKB Muhaimin.

Kemungkinan pula, keberadaan Mahfud bisa jadi akan membuat massa Muhammadiyah menyeberang ke kubu lawan Jokowi. Jokowi akan semakin berkurang massa pendukungnya, namun jika sebaliknya, NU dan Kyai mendukung Mahfud, bias jadi menambah perolehan suara.

Daripada memecah-belah dukungan yang semula solid, lebih baik Jokowi pilih orang luar yang bisa diterima semua kalangan. Tanpa harus merasa salah satu lebih diutamakan, nah jika memang seperti itu, Moeldoko adalah orang yang tepat. Jokowi harus bisa mempertimbangkan untuk tidak membuat partai merasa ada pihak yang lebih dianakemaskan.

Kecemburuan antarpartai malah bisa membuat koalisi pendukung Jokowi rapuh. Berangkat dari pemahaman tersebut, ia menyarankan agar Jokowi tidak sekadar mengukur kandidat pendampingnya dari segi elektabilitas atau akseptabilitas publik, tapi juga akseptabilitas elit.

Langkah tepat ketika Moeldoko menyatakan mengundurkan diri dari Partai beberapa waktu yang lalu, hal ini bisa membuat koalisi partai pendukung Jokowi tertarik untuk memilihnya. Latar belakang Moeldoko yang juga adalah Ketum HKTI, jadi dari para petani, jadi semua kalangan akan mendukungnya dan akan menambah jumlah suara yang di dapat Jokowi nantinya.

Terlepas dari Mahfud atau Moeldoko yang akan menjadi pilihan Jokowi dan koalisinya, semoga nantinya yang terpilih adalah yang terbaik untuk masyarakat Indonesia serta untuk kemajuan Indonesia nantinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun