Menurut PSAK No.16 revisi tahun 2011 pengertian aset adalah semua kekayaan yang dimiliki oleh seseorang atau perusahaan, baik berwujud maupun tidak berwujud yang berharga atau bernilai yang akan mendatangkan manfaat bagi seseorang atau perusahaan tersebut.
FASB mendefinisi aset dalam rerangka konseptualnya (SFAC No. 6, prg. 25) sebagai manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa aset adalah suatu kepemilikan kekayaan oleh seseorang atau suatu entitas. Aset didapatkan dari berbagai peristiwa di masa lalu dan diharapkan dapat memberikan manfaat untuk masa yang akan datang.
Jenis-jenis Aset:
1. Aset lancar
•Uang Tunai : Uang tunai merupakan aset paling likuid yang bisa dimiliki perusahaan. Termasuk segala bentuk mata uang yang dapat diperdagangkan seperti koin, cek, wesel, dan saldo rekening bank.
•Piutang Usaha : Piutang Usaha merupakan aset yang timbul dari penjualan barang atau jasa kepada seseorang yang mempunyai kredit. Piutang adalah pemberian janji oleh pembeli untuk membayar penjual sesuai dengan ketentuan penjualan. Ini adalah aset yang tidak biasa dikarenakan itu bukanlah aset sama sekali. Itu lebih merupakan klaim sebuah aset. Penjual mempunyai klaim atas uang pembeli sampai pembeli membayar barang atau jasa.
•Wesel Tagihan : wesel tagihan merupakan janji tertulis untuk membayar kembali uang. Perusahaan yang menyimpan catatan yang ditandatangani oleh entitas lain memiliki aset yang tercatat sebagai catatan. Tidak seperti piutang, wesel tagih dapat berupa aset jangka panjang dengan suku bunga yang dinyatakan.
•Biaya Dibayar di Muka :Biaya dibayar dimuka, seperti asuransi prabayar merupakan biaya yang sudah dibayarkan dalam uang muka. Seperti piutang, biaya prabayar merupakan aset karena berupa klaim atas aset. Jika asuransi senilai enam bulan dibayar di muka, perusahaan berhak atas asuransi (layanan) untuk enam bulan ke depan di masa depan.
•Inventaris : Inventaris terdiri dari barang-barang yang dimana dimiliki perusahaan yang dalam bisnis menjual barang-barang tersebut. Misalnya, motor akan dianggap inventaris untuk dealer motor karena berada dalam bisnis penjualan motor. Sebuah motor tidak akan dianggap inventaris untuk restoran pizza yang ingin menjual motor pengirimannya.
•Persediaan : Banyak perusahaan yang memiliki aset lain-lain dengan keseluruhan dalam produksi produk yang terlalu kecil dan murah untuk bermodalkan . Aset-aset ini adalah biaya ketika dibeli. Contoh yang baik adalah baut pabrik mobil. Sulit untuk memperhitungkan setiap baut seperti yang digunakan dalam proses perakitan, sehingga mereka hanya dibebankan.
2. Aset Jangka Panjang
