Mohon tunggu...
Deasy Maria
Deasy Maria Mohon Tunggu... karyawan swasta -

kosong\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Cerita Malam di Alun-alun Purwokerto

14 Juli 2011   05:13 Diperbarui: 4 April 2017   16:28 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_122658" align="aligncenter" width="640" caption="Sumbr gambar: adira21.blogspot.com"][/caption]

"Duduk di hamparan rumput hijau bermandikan cahaya lampu sambil memandang Si Panji, seakan masuk dalam kehidupan di dua masa yang berbeda"

* Semalam saya dan keluarga bertamasya. Tamasya asyik tapi murah meriah. Ya, refreshing memang tidak harus mahal dan jauh-jauh. Kami sekeluarga hanya duduk-duduk di alun-alun Purwokerto. Duduk sambil ngemil, menyaksikan anak-anak bermain bola atau bermain balon sabun. Ada kehangatan kebersamaan walau cuma nongkrong bersama. Alun-alun yang di malam hari ramai dikunjungi sebagai sarana refreshing keluarga murmer ini memang mempunyai daya tarik yang eksotis. Dengan TV raksasa (videotron) dan pencahayaan lampu-lampu yang semarak, serta rumput yang terawat sehat dan rapi, letaknya pun tepat di pusat keramaian kota yang semakin modern. Ada perasaan damai, nyaman,tapi juga mistis, yang menjalari. Saat kami duduk-duduk di hamparan rumput di alun-alun Purwokerto, yang bergaya modern minimalis, sambil memandang ke arah gedung kabupaten, dimana terletak Pendopo Si Panji, bangunan yang sudah ada sejak jaman dahulu kala. [caption id="attachment_119266" align="aligncenter" width="425" caption="Sumber gambar: wiedpatikraja.blogspot.com"]

1310619588438744997
1310619588438744997
[/caption] Menurut hikayatnya, Pendopo Si Panji ini sudah ada sejak tahun 1706. Dan pada saat terjadi banjir besar, Pendopo Si Panji ini menjadi penyelamat warga. Banyak warga yang selamat karena menaiki atap Si Panji, yang sampai bencana banjir itu mereda, bangunan ini tetap kokoh berdiri. Pada tanggal 7 Januari 1937 ibukota Kab. Banyumas dipindah dari Banyumas ke Purwokerto dikarenakan alasan Banyumas sering terkena banjir luapan dari Sungai Serayu. Proses pemindahan ibukota ini menjadi peristiwa budaya bernilai tinggi dan penuh perjuangan. Dalam pemindahan ibukota, semua perlambang pemerintahan pun harus turut disertakan, termasuk pilar Si Panji pun ikut diboyong. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi untuk memindahkan Pilar Si Panji dan hal tersebut dipercaya oleh masyarakat Banyumas sampai dengan saat ini, yaitu Pilar Si Panji tidak boleh dibawa menyeberangi Sungai Serayu. Akhirnya diputuskan pemindahan Pilar Si Panji dengan membawanya pada bagian hulu Sungai Serayu di wilayah Pegunungan Dieng, memutari Sungai Serayu untuk dibawa ke Kota Purwokerto. Kembali lagi ke alun-alun Purwokerto, sekarang memang terlihat lebih modern dibandingkan sebelumnya. Direnovasi pada tahun 2008, sempat menuai pro dan kontra dari masyarakat, khususnya masyarakat pecinta budaya dan tradisi. [caption id="attachment_119261" align="alignnone" width="600" caption="Alun-alun dan Pendopo Si Panji, sumber gambar: wikimapia.org"]
13106192221672568790
13106192221672568790
[/caption] Dari sejak dahulu kala, bentukan alun-alun di beberapa kota sekaresidenan Banyumas ini memiliki format yang mirip-mirip. Alun-alun terbagi menjadi dua dengan penyambung (kalau tidak mau disebut pemisah) sebuah jalan di tengah-tengahnya. Dipusat alun-alun terdapat dua pohon beringin besar dengan akar-akarnya yang menggelantung. Asyik sih buat main tarzan-tarzanan hehe. Nah, saat Bp. Bupati Mardjoko mencanangkan renovasi, dengan perubahan formatnya, dimana alun-alun itu disatukan menjadi satu lapangan luas, tentu banyak yang kontra, khususnya mengenai keberadaan dua pohon beringin di pusat alun-alun yang harus dihilangkan. Renovasi terus berjalan dan pemerintah daerah sepertinya juga sungguh-sungguh dalam merealisasikan simbol kota yang nyaman dan terawat. Ini terbukti dari intensitas perawatan rumput dan tanaman disekitarnya. Juga sarana dan prasarana yang tersedia, yang pastinya membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. [caption id="attachment_119263" align="aligncenter" width="475" caption="Sumber gambar: sekarlangit.blogspot.com"]
13106192971857531363
13106192971857531363
[/caption]

Sayangnya, masih saja ada segelintir orang yang menyia-nyiakan keindahan alun-alun Purwokerto ini dengan kemalasannya. Malas membuang sampahnya sendiri. Masih terlihat bertebaran plastik pembungkus makanan atau koran/kertas yang digelar untuk dudukan. Sebetulnya tidak susah kok kalau memang niat, dan kalau masing-masing orang mau sadar. Tinggal dikumpulkan sampah-sampah tersebut (sampah masing-masing saja), dicangking saat mau pulang. Toh gerobak sampah sudah banyak tersediadisekitaran alun-alun. ***

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun