Mohon tunggu...
Dea Romadhoni
Dea Romadhoni Mohon Tunggu... Atlet - perempuan

dea romadhoni mahasisiwa stai al anwar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Society 5.0, Tantang Guru untuk Lebih Tanggap dan Sigap

5 Desember 2022   11:11 Diperbarui: 5 Desember 2022   11:25 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan industri selalu menjadi perhatian penting manusia dari masa ke masa.  Pada  abad 21 ini terjadi perkembangan industri yang sangat cepat dan besar. Revolusi berkembang sejak abad 18 hingga kini sampai pada revolusi industri ke-4, orang-orang menyebutnya dengan revolusi 4.0. Perkembangan industri ini ditandai dengan adanya internet of things (IoT), sistem cyber, artificial intelligence (AI) dan big data. Fasilitas-fasilitas yang berkembang di era industri 4.0 ternyata memberikan dampak besar terhadap perubahan perilaku manusia, terutama dalam bersosial. Menurunnya sikap sosial pada manusia ini disebabkan minimnya tenaga manusia digunakan dalam hal pekerjaan, karena hampir semua pekerjaann dilakukan oleh mesin. Problem itu kemudian dijawab oleh Jepang dengan mengadakan perubahan yang dinamakan dengan society 5.0.

Pada era society 5.0 ini manusia tetap menjadi pusat  dalam konsep teknologi. Hal ini menjadikan manusia dapat saling berinteraksi dan melakukan hubungan sosial secara nyata. Pada konsep ini manusia harus menguasai peradaban bukan mesin yang menguasai peradaban dan mengalihkan fungsi manusia. Keadaan ini menutut manusia bagaimana pun keadaannya harus mengikuti perubahan siap atau tidak. Seperti dikatakan oleh Charles Darwin

 " Yang berhasil bertahan bukanlah spesies terkuat, atau terpandai, tetapi yang paling responsif dalam menyikapi perubahan".

Kita dituntut menjadi manusia yang tetap menjadi pusat dalam konsep teknologi, tetapi harus lebih kritis dalam menyikapai semua hal yang tersaji di era ini. Sikap seperti ini juga diutamakan pada seorang pelajar. Pelajar memiliki peran penting dalam perkembangan dunia. Terlebih pelajar Indonesia yang memiliki PR besar nantinya dalam mengikuti pertandingan dalam segala hal di kancah internasional.  Oleh sebab itu Pendidikan di Indonesia menjadi titik penting untuk menciptakan pelajar indonesia dalam persaingan internasional.

Melalui sebuah pendidikan seorang pelajar akan mendapatkan bekal untuk kehidupannya kelak. Terlebih dalam menyeimbangkan diri di era siociety 5.0. Dimana manusia yang awalnya dimudahkan dalam segala lini kehidupan dengan teknologi harus kembali berinteraksi dengan perlahan memosisikan diri sebagai penggerak teknologi.

Berdasarkan realitas yang ada, semua sangat berpengaruh pada kesiapan guru menghadapi murid.  Guru sebagai agent of chance  tentunnya harus sama-sama berubah dalam pola pikir, tingkah laku maupun karakter. Dalam proses pendidikan, guru mempunyai peranan penting untuk memberikan pengajaran pada murid. Disamping transfer of knowlege guru juga bertugas memberikan wawasan, pengajaran, memberikan pendidikan karakter yang baik sehingga dapat bersosial dengan baik pula.

Menurut pandangan ulama' sufistik al-Ghazali, kedudukan guru yang penting itu ditafsirkan pada keadaan guru yang ideal. Guru ideal adalah guru yang mempunyai akal sempurna juga mempunyai akhlak baik dan fisik yang kuat. Mengapa demikian? karena guru yang memiliki akal sempurna akan dapat memberikan pengetahuan kepada murid sesuai dengan apa yang dimilikinya. Akhlak baik menjadi gambaran sosok guru yang wajib dijadikan uswah dalam kehidupan. Sedangkan kuat fisik memiliki arti, guru harus kuat dalam melaksanakan tugas mengajar dan mengarahkan anak didiknya.

Tiga kompetensi guru menurut Imam Ghazali diatas sangat signifikan dengan keadaan saat ini. Terlebih dalam menggerakan perubahan di  era resolusi industri 5.0 di tengah keterpurukan pendidikan Indonesia pasca pandemic. Perubahan karakter yang dimiliki peserta didik akibat pandemi sangat besar dampaknya bagi kehidupan. Implementasi revolusi industri 4.0 yang menyatakan bahwa manusia benar-benar harus berkutat dengan teknologi terjadi ketika pandemi berlangsung. Pelajar yang menjadi salah satu korban penggunaan teknologi terus menerus memberikan perubahan tinggi terhadap sistem sosial. Oleh sebab itu guru harus terus berkembang dan siap menghadapi segala bentuk kemungkinan yang mempengaruhi pendidikan.

Salah satu hal yang menjadi kesiapan guru adalah dengan melakukan pendekatan. Pendekatan yang dilakukan oleh guru terhadap muridnya akan memberikan pengaruh besar pada kehidupan peserta didik. Terutama dalam pendekatan kebatinan,  yaitu kemampuan guru memberikan perhatian khusus dan merata pada murid-muridnya serta membantu menyelesaikan problem yang dialami dengan kesabaran. Pendekatan bukan saja dilakukan secara horizontal kemanusiaan (murid dengan guru secara fisik) namun juga dengan pendekatan vertikal kerohaniann (guru, murid dan Allah SWT).

Dilansir dari Media Indonesia kesiapan guru menurut Andreas Schleicher sebagai Direktur Pendidikan dan Kecakapan OECD juga bisa dibangun melalui jejaring antarguru dalam mengembankan mutu pendidikan. Dengan adanya jaringan antarguru mereka dapat bertukar pengalaman dan membangun kreativitas, inovasi, komunikasi dan penyelesaian masalah. Selain jejaring antarguru, perlunya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sipil. 

Demikian peran guru berkontribusi dalam perubahan zaman. Guru harus selalu siap menghadapi perubahan kapanpun dan dimanapun. Semboyan jawa yang mengatakan guru digugu lan ditiru harus tereralisasikan demi terciptanya pendidikan yang baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun