Daripada sakit hati lebih baik sakit gigi. Kalau sakit gigi, kecoa obatnya.
Hahhh, lebih baik sakit gigi daripada makan kecoa!! Â
Tenang, saya beritahu. Kecoa  yang digunakan sebagai obat bukanlah  kecoa biasa, tapi kecoa batu. Pengobatannya  pun tidak  dengan cara dimakan.  Melainkan  digosokkan ke bagian pipi si pasien. Cairan dari  tubuh kecoa batu akan mengeluarkan ulat-ulat  penyebab sakit gigi, hingga  sakit gigi sembuh.
Mengobati sakit  gigi dengan kecoa batu merupakan keahlian Juli (40 tahun), warga  Jalan Gunung Bendahara kelurahan Pujidadi, Kota Binjai, Sumatera Utara.
Saat kami datang, Juli  sedang  hamil tua.  Tugas mengobati dialihkan kepada putrinya, Tari,  yang masih duduk di sekolah menengah.
Karena pasien  datang tak kenal waktu, Juli  biasanya  memiliki persediaan kecoa batu untuk digunakan sewaktu-waktu. Kecoa batu, nama latinnya Cirenea Nauphoeta,  ukurannya  sekitar 3 cm, lebih kecil dibanding kecoa yang biasa kita temui di dapur. Ciri lainnya, perut berwarna coklat dan sayap berwarna keabu-abuan  dan  berbintik. Lebih kurang sepuluh ekor kecoa  disediakan untuk mengobati  seorang pasien.
Tari  mengawali  pengobatan dengan membaca doa. Setelah itu Ia memencet  tubuh seekor kecoa  dan  menggosokkan cairan dari tubuh kecoa  ke daerah  pipi pasien.  Begitulah dilakukan hingga seluruh pipi  dan rahang pasien  terolesi  secara merata.
Pengobatan pun selesai. Â
Umumnya pasien mengaku sakit giginya berangsur sembuh setelah berobat. Â Â