Mohon tunggu...
Irpanudin .
Irpanudin . Mohon Tunggu... Petani - suka menulis apa saja

Indonesianis :) private message : knight_riddler90@yahoo.com ----------------------------------------- a real writer is a samurai, his master is truth, his katana is words. -----------------------------------------

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Mas Dur dan Bang Amin

28 Februari 2018   11:15 Diperbarui: 28 Februari 2018   20:55 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah berakhirnya era orde diktator dua orang tokoh sebuah negara berbincang-bincang mengenai masa depan kepemimpinan negaranya.

Seorang yang disebut Bang Amin berkata:

"Bagaimana wacana tentang Mas Dur jadi presiden?"

Orang yang dipanggil Mas Dur menjawab sambil mengela nafas:

"Bang amin, untuk jadi presiden kan tidak mudah, fisik harus prima karena mobilitasnya tinggi.

Sementara saya, selain nggak bisa melihat, fisik lemah, jalan saja susah. Saya akan kesulitan kalau harus menjadi pemimpin negara sebesar ini. Kayaknya Bang Amin yang lebih pantas jadi presiden".

Mendengar jawaban Mas Dur, Bang Amin terlihat sumringah. Seusai pertemuan dengan Mas Dur, Bang Amin bekerja sangat keras, siang malam sibuk luar biasa mengumpulkan kekuatan, melakukan lobi, diplomasi, dan konsolidasi ke berbagai pihak.

Berkat kerja keras Bang Amin terbentuklah koalisi besar yang disebut: poros tengah.

Klimaksnya, di tengah pertemuan poros tengah yang dihadiri banyak orang, Bang Amin bertanya kepada Mas Dur.

"Mas dur. Pertama, sampeyan ini pemimpin organisasi massa terbesar di negara kita. Kedua, di poros tengah sampeyan yang paling senior dan kita tuakan. Ketiga, partai yang digagas sampeyan juga memiliki kursi cukup besar di parlemen. Karena itulah poros tengah sepakat mengajukan sampeyan untuk jadi kandidat presiden.

Bagaimana pendapat Mas Dur?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun