Mohon tunggu...
De Aksaa
De Aksaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah Saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Habis Wayang Kulit Terbitlah Reog Ponorogo

11 Juli 2022   12:32 Diperbarui: 11 Juli 2022   12:42 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NAMA PENULIS:

  •  CINDY ADHKA FEBRIANSYAH (21222001)
  •  ALFIN NOOR RAHMATULLAH  (21221995)
  •  AJI BAYU PRATAMA                        (21221993)
  •  PUTRI AURA APRILIA IDONO     (21222002)

DOSEN PENGAMPU : Dra. EKAPTI WAHJUNI DJUWITANINGSIH M.Si

                                 SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

PRODI ILMU PEMERINTAHAN 

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

Habis Wayang Kulit Terbitlah Reyog Ponorogo: Akankah Negara Malaysia Mengklaim Budaya Lokal Indonesia untuk Kedua Kalinya?

Dewasa ini , permasalahan kebudayaan Indonesia adalah tentang klaim kebudayaan  dari bangsa bangsa lain. Semisal batik , yang merupakan cari khas bangsa Indonesia mau tidak mau hari ini telah di klaim oleh negara Malaysia. 

Hal ini menegaskan bahwa kelestarian kebudayaan Indonesia belum terjaga sama sekali. Sehingga hal inilah yang menjadikan problematika hari ini, apalagi melihat pernyataan dari www.kompas.tv pada tanggal 18 April 2022 "Reog Ponorogo diisukan akan di klaim oleh Malaysia". 

Walaupun kedutaan besar Malaysia telah mengklarifikasi hal tersebut dengan pernyataannya "Malaysia tak berencana mendaftarkan Reog Ponorogo sebagai warisan budaya Malaysia". Akan tetapi , isu ini kembali mencuat setelah pernyataan dari Menteri Bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir Effendy menyatakan bahwa "Upaya mematenkan Reog Ponorogo sebagai warisan tak benda ke UNESCO tidak hanya dari Indonesia saja tapi dari Malaysia juga.

Pada dasarnya kebudayaan Reog Ponorogo, merupakan kebudayaan asli dari Ponorogo dari Jawa Timur.  Lantas bagaimana budaya dan kelestarian budaya ini, dapat datang serta diakui oleh negeri Jiran tersebut. Penyebab dari hal ini dikutip dari https://travel.detik.com yang diperjelas dengan pernyataan dari pengamat budaya Ari Dwi Jayanto bahwa "tahun 1901 warga Ponorogo berimigrasi ke negeri Jiran total terdapat 15.000 jiwa. 

Perpindahan warga Ponorogo tersebut tidak lupa untuk membawa kebudayaan Ponorogo yaitu Reognya, yang dikenalkan oleh Saikun Kenthos." Hal ini diperkuat dengan adanya, grup serta komunitas yang ada untuk melestarikan Reog tersebut tepatnya di Batu Pahat, Johor.  

Menanggapi isu klaim tersebut masyarakat Ponorogo yang merupakan kota asli reog merasa sakit hati dan tidak terima budaya asli Ponorogo di klaim begitu saja oleh Malaysia. 

Oleh karena itu, seniman Ponorogo menggelar atraksi pertunjukan reog besar besaran sebagai aksi penolakan atas klaim tersebut. Seluruh seniman Reog yang ada di Ponorogo turun aksi memeriahkan aksi orasi menolak klaim itu. 

Dikutip dari m.liputan6.com  komunitas pecinta music, seni, dan budaya Sahabat Indonesia Satu (SIS) juga menyayangkan atas klaim tersebut. SIS menggandeng seniman dari perkumpulan Reog Ponorogo Surabaya untuk memeriahkan atraksi pagelaran Reog. 

SIS juga mengajak para seniman dan anggota masyarakat Indonesia untuk melestarikan kebudayaan Indonesia, mulai dari pengenalan budaya yang kita punya kepada anak anak generasi muda lewat lingkungan akademisi yaitu sekolah dan ataupun media media yang saat ini sudah merambah diberbagai lapisan yaitu media sosial, supaya generasi muda lebih mengenali kekayaan dan keanekaragaman yang dimilki Indonesia dan mampu menjaga. Melesarikannya tidak hanya reog tapi kebudayaan-kebudayaan lain agar tidak di klaim oleh negara lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun