Mohon tunggu...
Dea Ayu
Dea Ayu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Sekolah

mahasiswa yang sedang mengisi waktu luang untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Di Pesantren atau Tidak, Bullying Masih Marak Terjadi di Dunia Pendidikan

12 September 2022   07:41 Diperbarui: 12 September 2022   07:51 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: gramedia.com

Belakangan ini sedang ramai disorot pendidikan di pesantren setelah kasus kematian seorang santri mencuat di media, dianiaya oleh seniornya. Sudah sering di jumpai perselisihan antara senior dengan junior, di SD, SMP, SMA, ataupun saat kuliah. Tapi bukankah itu suatu hal yang lumrah terjadi bukan? hal seperti itu tak dijumpai hanya di pesantren saja.

Menyekolahkan anak di pesantren merupakan tindakan yang tepat, agar anak bisa belajar mandiri dan terdidik secara disiplin. Di pesantren semua sudah terjadwalkan, dari bangun tidur sampai tidur lagi. Mulai dari mandi, makan, ngaji, tidur, semua terjadwal. 

Di pesantren anak juga di ajarkan untuk hidup secara berdampingan, berbaur dengan banyak orang. Mereka diharuskan untuk saling tolong menolong, saling berbagi, dan toleransi. Selain itu juga akan diajarkan untuk sabar mengantri, seperti halnya saat antri mandi. satu kamar mandi bisa antri sampai 5 lebih. Masih banyak hal positif bersekolah di pesantren.

Saat ini saya sedang belajar di pesantren, kelas 12 aliyah. Masuk tahun 2017, sekarang 2022 berarti sudah 5 tahun lamanya. Saat itu saya masih SMP, dan orang tu mengharuskan untuk sekolah di pesantren. Saya berangkat dengan suka cita, tak ada tangis perpisahan antara saya dengan orang tua. Karena saya tahu jika pesantren adalah tempat yang menjadikan saya sebagai pribadi yang lebih baik.

Seperti remaja pada umumnya, dulu saya suka mencoba hal baru dan suka melanggar peraturan. Seperti bolos sekolah, keluar tanpa izin, dan selalu alasan setiapkali disuruh hafalan. Semua itu menjadi hal baru yang menantang untuk di coba.

Di pesantren ada peraturan tertulis yang ditempel di mading bersama visi dan misi. Juga ada sanksi untuk setiap santri yang melanggarnya. Sanksi-sanksi tersebut biasanya berupa hafalan dan mengaji di halaman dibawah terik matahari. Dan saya pernah merasakan keduanya.

Membahas perselisihan antara senior dan junior, saya pribadipun pernah mengalaminya. Masalahnya juga terbilang sepele.Contoh saja senior yang mau menang sendiri, nggak mau antri ketika mandi. Junior adalah sasaran yang empuk untuk tindak sewewenangan para senior. 

Saya masih ingat jelas kejadian itu, saat subuh. kala itu saya ingin mandi, karena bangun kesiangan akhirnya saya mandi paling terakhir dari teman-teman, dan si senior tersebut dengan gamblang nya mengambil antrian saya, padahal saat itu saya sudah berdiri di depan kamar mandi selama berjam-jam. lalu saya bilang, " mbak kalu mau mandi antri dulu ya, jangan asal nyrobot antrian orang." 

Sebagai bentuk berontak. Lantas yang terjadi selanjunya saya menjadi bulaian para senior, karena mereka menganggap saya tidak sopan karena telah melawan senior. Tapi saya hadapi semua itu. Saya tiak takut ketika dicibir oleh mereka, karen saya merasa benar, ngapain takut yakan? lagi pula saya punya teman-teman yang berada di sisi saya.

Saya sendiri menyayangkan tentang berita kematian seorang santri akibat di aniaya seniornya. Tapi dengan adanya berita tersebut, itu bukan menjadi suatu hal yang menilai jika pesantren adalah tempat yang salah.Bullying itu banyak terjadi di manapun. Di pesantren atau tidak itu sama saja, bullying marak terjadi di dunia pendidikan. maka dari itu, pentingnya memberi sosialisasi kepada anak-anak terkait bullying, dan membuat peraturan yang tegas tentang bullying.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun