Mohon tunggu...
DAVIT FACHRI AKROMI
DAVIT FACHRI AKROMI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN,UNIVERSITAS JAMBI

Love Yourself

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pendidikan Multikultural di Kalangan Remaja

13 April 2021   23:57 Diperbarui: 14 April 2021   00:35 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan adalah usaha nyata promosikan orang lain untuk berprestasi kemandirian dan kematangan psikologis jadi Anda bisa bertahan dalam persaingan hidupnya. Pendidikan multikultural adalah ide, gerakan pembaruan pendidikan, dan proses pendidikan.Tujuan utamanya adalah mengubah struktur lembaga pendidikan sehingga semua orang memiliki kesempatan yang sama, dan meskipun berbeda ras, mereka dapat menanamkan toleransi terhadap Lainnya, Pengertian, Agama, Ras dan Adat istiadat (SARA). Tidak hanya itu, pendidikan juga dianggap sebagai proses humanisasi manusia, dalam hal ini manusia dapat memahami diri sendiri, orang lain, lingkungannya, dan lingkungan budayanya. Seperti kita ketahui bersama, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan berbagai ras-ras, agama dan budaya yang berbeda.

Dengan adanya pendidikan multikultural dapat menanamkan rasa kepedulian terhadap sesama dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya budaya terutama karena Indonesia adalah negara yang kaya budaya, Indonesia memiliki 714 suku bangsa dan 1.001 bahasa daerah yang berbeda, oleh karena itu adanya Pendidikan multikultural dapat memberikan pemahaman dan menanamkan rasa toleransi terhadap sesama, dan siswa juga dapat memahami pentingnya apresiasi dan perbedaan yang ada disekitarnya.

Multikulturalisme harus dipandang sebagai suatu proses, bukan proses yang dapat langsung dicapai melalui proses yang cepat. Pendidikan multikultural melatih peserta didik untuk menghargai dan mentolerir perbedaan yang ada disekitarnya. Oleh karena itu, pendidikan multikultural dipandang sebagai cara hidup dan bereksperimen secara damai dengan jalan atau jembatan untuk menghindari perpecahan.

Sebagai contoh pendidikan multikultural yang terjadi dengan orang tua saya adalah ibu saya keturunan Padang dan ayah saya keturunan Jambi dengan berbedanya budaya dan tata cara adat dari adat padang pada aturan pernikahan akan tetapi orang tua saya mengambil keputusan bahwa pepatah mengatakan dimana bumi dipijak disitu langit di junjung. 

Dengan adanya toleransi antara ras dan budaya pada masyarakat maka semakin damai dan rukun kehidupan berbangsa dan bernegara kerena budaya-budaya yang ada itu tentunya mengajarkan kebaikan dan agama-agama yang ada mengajarkan toleransi dan saling menghargai pendapat dan satu sama lain sehingga semua ras,budaya dan agama dapat hidup berdampingan dan juga mencapai tujuan dari semboyan kita Berbeda-Beda Tetap Satu Jua.

Terdapat beberapa hal yg bisa memperburuk pertarungan SARA, salah satunya penyebabny adalah penggunaan  media online/sosial. media umum seperti Facebook serta Twitter memiliki pengaruh yg sangat besar dalam mempopulerkan sebuah berita yang berbau sara sangat cepat penyearannya. 

Perlu adanya sikap bijak dan berpikiran luas sewaktu menggunakan media umum agar tidak memancing hal-hal buruk yang lalu menyulut ke SARA. Adanya kesalahpahaman pada melihat sebuah kebenaran juga mampu mengakibatkan pelanggaran SARA mudah sekali muncul. Disinilah pentingnya kebijakan dan pendidikan penggunaan media massa buat tidak semakin memperuncing konflik, namun justru mengklarifikasi kebenaran berdasarkan data serta liputan yg terdapat.

Dengan banyaknya kasus yang terjadi, hal ini bisa memperingatkan seluruh masyarakat bahwa pentingnya menjaga keutuhan serta persatuan negara kita agar mengajarkan pendidikan multikultural dan tidak mengakibatkan kekacauan. Selalu berpikir positif menggunakan isu yg kita terima atau lihat, jangan langsung menyimpulkan sendiri segala sesuatu tanpa memahami kebenarannya dan menghargai budaya dan toleransi tinggi. permanen menghormati sesama walau tidak sama kepercayaan , suku atau ras

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun