Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hapus Garis "Halulistiwa" dengan Pembinaan Ideologi Pancasila

4 Juli 2020   13:55 Diperbarui: 5 Juli 2020   02:22 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopral Subagyo dan spanduknya Solo, 11 Mei 2015 (Bram Selo Agung/Tempo)

Belum lagi ditambah video tuntutan dari para mamak-mamak saat berdemo, vokal sekali menunjukkan kebodohannya, geli juga. Kok bisa ujung-ujungnya menuntut agar ada sidang istimewa DPR agar Jokowi dilengserkan, sebuah kelucuan yang hakiki. Betapa khawatirnya kita ketika para ibu tidak lagi berpikir jernih, bagaimana didikannya ke anak-anaknya, penerus bangsa ini. 

Kelucuan ini semakin memuncak ketika munculnya istilah mualaf Pancasila. Para penolak Pancasila tiba-tiba berbalik arah menjadi pendukung Pancasila. Dikasih amplop berapa sih? Hahaha

Apa ada obat penawar untuk 'kehalulistiwa'an ini? 

Saya sangat mengapresiasi masih ada saja yang rajin memberi obat penawar pada masyarakat yang banyak polos dan lugu atas kebodohan-kebodohan yang dipertontonkan di ruang publik.

Misalnya Ade Armando yang suka mengomentari dan meluruskan apa perkataan para 'ustadz dan mualaf halu'. Juga memberi dukungan pada Cut Fitri yang mengalami persekusi karena pindah dari agama Islam ke Kristen. Padahal jelas-jelas hak kebebasan beragama dijamin dalam Undang Undang Dasar.

Ada Denny Siregar dan tim CokroTV yang rajin mengomentari hoax dan fitnah dari para pembenci Presiden. Video-video pencerahan dari mereka banyak tersebar di internet. Salut, masih ada koreksi-koreksi untuk publik yang tak henti mereka sebarkan. 

Namun ini hanya efektif jika  kalau masyarakat mengetahui atau menonton penjelasan logis dari para pengamat itu.

Darurat pembinaan Ideologi Pancasila 

Upaya pelurusan informasi hoax hal ini kan sifatnya tidak mengakar. Bagaimana jika terus-terusan terjadi hoax dan fitnah di ruang publik? Habis kan energi terkuras disana. 

Bagaimana kalau mereka tidak lagi mampu menyuarakan koreksi untuk kebaikan tadi?

Itulah perlunya Pembinaan Ideologi Pancasila. Orang-orang yang sibuk 'melucu', dan menyebarkan hoax dan fitnah ini kan perlu dikoreksi otaknya. Minimal populasinya ditekan, dicegah jangan ada lagi orang-orang seperti ini.

Perlu ada upaya menanamkan nilai Pancasila, terutama bagi para pendidik di negeri ini. Agar mengajarkan bagaimana cara orang Indonesia sejati berperilaku.

Baca juga: Apakah RUU HIP ini harus ditolak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun