Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Beramal Lewat Jalan Benar Memperoleh Pahala

28 Maret 2024   10:25 Diperbarui: 28 Maret 2024   10:42 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beramal atau memberi donasi dengan niat membantu meringankan beban hidup sesama umat manusia harus ikhlas, tanpa berharap memperoleh imbalan, bagaikan seorang Ibu memberi bayi minum air susu ibu (ASI) tak pernah berharap kembali.

Ironisnya, beramal saat ini diselimuti kekuatiran terhadap penyelewengan dana donasi sehingga membuat banyak orang berpikir ulang, bahkan enggan beramal atau memberi donasi.

Kisah kelam dan memilukan penyelewengan dana amal telah banyak berseliweran di depan mata sehingga membuat hati kita miris, bagaikan tersayat kemudian ditetesi air asam, perih.

Ketika dengar ada orang tega menyunat dana donasi beramal semestinya terlintas di benak kita pertanyaan, apakah moralitas manusia dewasa ini sudah sangat parah kerusakannya sehingga dana sosial juga di korupsi ?

Padahal menurut literatur pendidikan moral Pancasila dahulu kala, masyarakat Indonesia terkenal dan identik memiliki sikap mulia "Tepo Seliro".

Tepo Seliro sebuah idiom sosiologi tentang masyarakat Jawa yang memiliki spirit "tenggang rasa", selain  saling menghargai sesama umat manusia, memiliki kepedulian terhadap orang lain. Atau dalam ilmu psikologi lajim disebut sikap ber-empati.

Empati sendiri dipahami sebagai sikap dan kemampuan seseorang memproyeksikan dirinya ke dalam diri orang lain, sehingga dapat merasakan persis apa yang sedang dirasakan orang lain.

Dengan memahami apa yang sedang dialami orang lain, maka kita akan bisa memberi sesuatu sesuai dengan keinginan dan kebutuhan orang lain. Itulah akar sesungguhnya cinta akan kemanusiaan, dan melahirkan rasa ikhlas dan tulus membantu orang lain, terutama ketika ditimpa kesusahan.

Beramal atau memberi uang sebagai donasi dengan niat membantu meringankan beban hidup susah orang lain merupakan ekspresi dan aktualisasi cinta kasih yang lahir dan sikap berempati.

Ketika ada orang tega dan menikmati penyelewengan dana amal maka sesungguhnya orang tersebut telah kehikangan rasa berempati, dan mata hatinya telah diselimuti nafsu keserakahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun