Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Khittah Kader GMNI, HMI, PMII Masuk Gelanggang Pilpres 2024

4 Februari 2023   15:46 Diperbarui: 4 Februari 2023   15:50 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : depoknetwork.com

Akhir-akhir ini muncul diskursus menggelitik yang bicara tentang kader atau alumni Kelompok Cipayung, organisasi mahasiswa ekstra kampus, khususnya GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dan PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), dimana alumninya turut masuk nominasi sebagai bakal calon kuat ikut bertarung dalam kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Ganjar Pranowo dianggap sebagai representasi alumni GMNI, Anies Baswedan dari HMI, sedangkan Muhaimin Iskandar merupakan Alumni PMII dan memang mantan Ketua Umum PMII.

Menarik dan perlu diapresiasi sepak terjang para alumni Kelompok Cipayung yang telah mampu berkiprah dan mewarnai atmosfir dinamika politik di tingkat nasional. Hal ini merupakan salah satu bukti organisasi mahasiswa ekstra kampus yang telah memiliki sejarah panjang telah berhasil sebagai terminal kader, dan kawah chandradimuka atau tempat penggelembengan mahasiswa jadi kader politisi handal dan diperhitungkan.

Namun asumsi yang mengatakan kemunculan nama Ganjar, Anies dan Muhaimin sebagai calon potensial Presiden maupun Wakil Presiden 2024 tidak dapat serta merta disebut sebagai pertarungan antar organisasi GMNI, HMI dan PMII karena memang secara historis ketiga organisasi mahasiswa tersebut, dan umumnya semua organisasi yang bernaung dalam kelompok Cipayung menganut prinsif independen, bukan merupakan  bagian atau underbow salah satu partai politik.

Sikap independesi itu diungkapkan dengan narasi "Tidak kemana-mana, tetapi ada dimana-mana".  Ini merupakan konsekuensi historis kebijakan pemerintah orde baru menerapkan "Normalisasi Kehidupan Kampus" (NKK) ketika itu, sehingga menyebabkan organisasi mahasiswa yang umumnya bernaung dibawah bendera Kelompok Cipayung bergerak sebagai organisasi ekstra kampus. Berbeda dengan zaman orde lama dimana organisasi mahasiswa umumnya berafiliasi dengan partai politik atau kekuatan politik yang ada.

Politisi alumni organisasi mahasiswa ekstra kampus yang kini sedang berkecimpung di partai politik, atau yang jadi politisi merupakan alumni organisasi mahasiswa yang lahir dan besar lewat kaderisasi atau gemblengan di luar kampus, dan merupakan entitas kekuatan politik kritis, intelektual serta beroposisi terhadap pemerintah. Tetapi bersifat independen dan tidak merupakan bagian dari salah satu kekuatan partai politik, sehingga organisasi mahasiswa ekstra kampus ini benar-benar sebagai tempat menempa kader yang kemudian secara personal paska mahasiswa memilih jalan sendiri menggeluti profesi sesuai dengan keinginan pribadi.

Tetapi tidak dapat dipungkiri, organisasi mahasiswa ekstra kampus, khususnya yang bernaung dalam Kelompok Cipayung memiliki sejarah kedekatan idiologis dengan beberapan partai politik yang sedang eksis saat ini. GMNI yang merupakan organisasi mahasiswa yang memiliki azas perjuangan Marhaenisme terdiri dari Sosio Nasionalisme, Sosio Demokrasi  dan Ketuhanan Yang Maha Esa memiliki kedekatan idiologis dengan PDI Perjuangan yang memiliki Idiologi Perjuangan Pancasila 1 Juni 1945, serta keduanya memiliki komitmen untuk menjalankan ajaran Bung Karno.

Demikian juga PKB yang lahir dari rahim NU (Nahdlatul Ulama) memiliki sejarah dan kedekatan platform dengan PMII yang merupakan organisasi mahasiswa tempat berhimpun mahasiswa yang berasal dari kalangan NU. Sedangkan HMI sendiri yang secara historis merupakan organisasi mahasiswa yang memiliki kedekatan idiologi dengan Masyumi, saat ini tidak lagi memiliki kedekatan idiologis dengan partai politik yang ada.

Walaupun demikian bukan berarti semua kader atau alumni organisasi mahasiswa ekstra kampus tersebut secara otomatis akan memilih berkiprah di partai politik yang memiliki kedekatan historis, idiologi atau platform. Setelah selesai sebagai mahasiswa dan terjun di dunia politik mereka tersebar di berbagai partai politik sesuai dengan keinginan masing-masing tanpa ada ikatan berarti antara organisasi mahasiswa dan partai politik. Sehingga benar-benar terjadi organisasi mahasiswa ekstra kampus merupakan terminal kader, tempat pendidikan politik, dan kemudian menghasilkan kader yang mumpuni berkecimpung di gelanggang politik.

Maka kemunculan Ganjar, Anies dan Muhaimin ke permukaan sebagai pigur yang dianggap ikut bertarung dalam kontestasi Pilpres 2024 bukan merupakan representasi pertempuran organisasi mahasiswa ekstra kampus yang terdiri dari GMNI, HMI dan PMII. Tetapi hal itu merupakan kontestasi antara alumni atau kader, bukan kompetisi antar organisasi mahasiswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun