SSD menggunakan chip memori non-volatile seperti NAND flash, sedangkan HDD menggunakan piringan magnetik. SSD dianggap lebih cepat, lebih awet, dan lebih andal daripada HDD karena tidak memiliki komponen mekanis yang bergerak, sehingga kurang rentan terhadap kerusakan fisik dan getaran. Namun, seperti jenis media penyimpanan lainnya, SSD juga dapat mengalami kegagalan, seperti rusaknya chip memori, masalah dengan sirkuit kontrol, kerusakan akibat konsleting listrik, atau bencana alam.
Jika terjadi kegagalan pada SSD, pemulihan data mungkin tidak selalu berhasil, terutama jika SSD mengalami kerusakan fisik. Oleh karena itu, disarankan untuk selalu melakukan cadangan data secara teratur pada media penyimpanan yang dapat diandalkan dan aman, seperti hard disk eksternal, flash drive, atau layanan cloud storage. Selain itu, perawatan dan perbaikan secara berkala pada SSD juga dapat memperpanjang masa pakai dan mengurangi risiko kegagalan. Namun, jika terjadi kegagalan, sebaiknya matikan perangkat dan jangan mencoba memperbaikinya sendiri karena dapat memperparah kerusakan pada SSD.