Sungguh pada diri Rasulullah terdapat contoh tauladan yang baik. (Uswatun Hasanah). Dalam bahasa al Quran Rasulullah memiliki akhak mulia (khluqil Adzim). Melalui berbagai sumber dan riwayat kita dapat memahami bahwa Rasulullah SAW adalah pribadi yang penuh kasih sayang (haris), halus budi, pemaaf, santun, jauh dari benci dan dendam serta berbagai akhlaq mulia lainnya. Karakater demikian tentu akan diwariskan kepada anak cucu dan keturunan selanjutnya yang biasa disebut sebagai dzuriyah Rasulullah atau kita kenal dengan sebutan habaib.
Pada manusia , pewarisan sifat terhadap keturunannya adalah ilmiah. Â Pewarisan sifat tersebut meliputi cakupan fisik, psikologis, dan fisiologis. Pada aspek fisik misalnya dapat berupa ciri khas rambut, bentuk hidung, bentuk bibir, dan lain sebagainya.Â
Sifat psikologis mencakup perihal kejiwaan, sedangkan aspek fisiologis mencakup persamaan sistem kerja tubuh antara seseorang dengan generasi sebelumnya. Cabang kelimuan yang secara khusus membahas tentang pewarisan sifat ialah genetika.
Untuk  melihat kekerabatan individu, dilakukan dengan pemetaan genetik (bahasa Inggris: genetic mapping)  yang merupakan suatu usaha untuk mengetahui lokus atau posisi suatu gen/penanda genetik secara relatif terhadap gen-gen atau penanda genetik lainnya.Â
Hasil yang diperoleh adalah suatu urutan posisi sejumlah lokus pada suatu kelompok pautan (linkage group). Kelompok pautan dapat dianggap sebagai bagian dari suatu kromosom. Semakin tinggi tingkat kesesuaian makan semakin dekat tingkat kekerabatannya.Â
Perlu diketahui bahwa genetic mapping  merupakan tahapan yang penting dalam genomika. Perbandingan genom pada berbagai jenis organisme dapat dilakukan dan hasilnya dapat dimanfaatkan dalam bidang forensik, pertanian, kedokteran serta antropologi.Â
Dalam kaitannya dengan genetika, DNA memiliki peran/ kontribusi yang amat penting. DNA adalah bahan genetik mendasar yang mengontrol sifat-sifat makhluk hidup, terkeskpresikan dalam bentuk polipeptida, meskipun tidak seluruhnya adalah protein (dapat diekspresikan sebagai RNA yang memiliki reaksi katalitik, seperti SNRPs).
Seorang ilmuwan bernama Francis Crick menjelaskan aliran informasi yang dibawa oleh DNA dalam rangkaian The Central Dogma, yang berbunyi Aliran informasi DNA dapat diterukan ke sel-sel maupun individu lainnya dengan replikasi, dapat diekspresikan menjadi suatu sinyal perantara dalam bentuk RNA, yang kemudian dapat ditranslasikan menjadi polipeptida, unit pembangun suatu fenotipe dari organisme yang ada.
Apa yang kita kenal sebagai Tes DNA atau tes genetika adalah prosedur yang digunakan untuk mengetahui informasi genetika seseorang. Dengan tes DNA, seseorang bisa mengetahui garis keturunan dan juga risiko penyakit tertentu. DNA merupakan asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit, dan sifat-sifat khusus dari manusia. Metode yang digunakan dalam tes DNA adalah dengan mengidentifikasi fragmen-fragmen dari DNA itu sendiri. Atau, secara sederhananya, tes DNA adalah metode untuk mengidentifikasi, menghimpun, dan menginventarisasi file-file khas karakter tubuh.
 DNA (deoxy ribosa nucleid acid)  memiliki struktur  double helix atau rantai ganda, satu rantai diturunkan dari ibu dan satu rantai lagi diturunkan dari ayah. Hal inilah yang bisa mengungkapkan asal usul keturunan. Hal ini bisa dilihat dari susunan DNA anak, lalu dibandingkan dengan kedua orang tuanya. Kalau susunan DNA ibu dan ayah itu ada pada anak, berarti anak itu adalah anak kandung. Pada kasus identifikasi korban kecelakaan Lion Air JT 610 satu bulan lalu, masalah test DNA  ini memegang peranan penting.Â
Seperti kita mahfumi bersama, Â hampir semua bagian tubuh dapat digunakan untuk sampel tes DNA, tetapi yang sering digunakan adalah darah, rambut, air liur dan kuku. Sampel DNA yang digunakan bisa dari inti sel maupun mitokondrianya. Namun yang paling akurat adalah inti sel karena inti sel tidak bisa berubah. Sampel darah adalah sampel yang paling sering digunakan. Namun yang diambil bukanlah sel darah merah melainkan sel darah putih, karena sel darah merah tidak memiliki inti sel.