Setelah beberapa hari kejadian musibah peswat Lion Air JT 610 Â yang terbang dari Jakarta ke Pangkal Pinang Senin,29 Oktober 2018, ahirnya Polri membentuk Tim Khusus Selidiki Kemungkinan Sabotase Jatuhnya Lion Air JT 610.Â
Tim khusus ini untuk menyelidiki penyebab non teknis dalam kecelakaan pesawat Lion Air JT 610. kususnya untuk meneliti ada tidaknya tindakan sabotase. Â
Untuk itu, team ini akan mengecek daftar manifes pesawat Lin Air JT610, proses masuknya barang dan beberapa hal lainnya. Â Sementara untuk penyelidikan dari sisi teknis tetap dilakukan oleh KNKT. Pertanyaannya adalah, perlukah hal itu dilakukan?Â
Menurut hemat penulis, penyelidikan non teknis oleh POLRI yang akan saling bersinergy dengan KNKT yang menyeliduki kecelakaan secara teknis, adalah sangat perlu. Paling tidak, ada tiga alasan yang menurut penulis bahwa hal ini perlu dilakukan:
Pertama, sebagaimana analisa John Nance bahsa salah satu kemungkinan pesawat Lion Air JT 610 itu jatuh adalah akhibat bom (baca tulisan kami di kompasiana, berjudul "Insiden Lion Air  JT 610 Akhibat bom ?", edisi 02 November 2018). yang penulis videokan dan diupload di youtube dengan judul yang sama. Kemungkinan sabotase disini penulis tekankan pada tinjauan kecepatan pesawat yang sangat fluktuatif dari flightradar yang beredar, yang dalam [erkiraan penulis bahwa pesawat bergerak dengan sangat tidak nyaman. termasuk bagi pilot dan co-pilot yang ada di kokpit.Â
Yang ke dua, berdasarkan asumsi di atas, penulis mencoba menelisik produk produk hasil kecelakaan itu yang berserakan, dimana penulis melihat ada perbedaan antara hancuran materi di kabin dan apa yang berasal dari kokpit (bagian depan) termasuk ditemukannya seragam pramugari Lion Air yang relatif utuh (tidak hancur).Â
Memang, dari seragam pramugari yang ada, nampak ada sobekan (berlubang), namun lubang ini justru memunculkan pertanyaan penulis, karena penulis amati, dua lubang yang berada disisi tubuh kanan dan kiri (posisinya sekitar di bawah Payudara), sangat teratur, yang dalam bayangan penulis, lubang itu seperti lubang akhibat logam panas yang ditekan di daerah tersebut. Untuk lebih jelasnya silakan pembaca menonton video penulis dengan judul "Very terrible ! the Stewardess Uniform of JT 610 are like hot metal holes that are pressed" di youtube.
Sedang ke tiga, yang nampaknya akan menjadi bagian penting dari team khusu kemungkinan sabotase itu adalah masalah "manifes penumpang" yang nampaknya simpang siur. Dengan manifes yang simpang siur, berbagai kemungkinan tentu bisa saja terjadi, termasuk masuknya orang yang tidak bertanggung jawab, dan bahkan barang yang mungkin sangat membahayakan.Â
Oleh karena itu, maka penyelidikan non teknis yang akan dilakukan oleh Tim Polri sangat diperlukan, tentu saja penyelidikan ini akan saling membantu dengan penyelidikan faktor teknis yang dilakukan oleh KNKT.Â
Untuk penyelidikan teknis sendiri, ditemukannya CVR (Cokpit Voice Recorder), yang merekam seluruh pembicaraan di kokpit, sangat diperlukan. Tanpa CVR maka berbagai "suara" baik "Suara wajar" atau "suara tak wajar", himbauan atau ancaman, akan sulit dibuktikan.Â