Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Super Blue Blood Moon dan Antisipasi Gempa 8,7 SR

29 Januari 2018   23:05 Diperbarui: 29 Januari 2018   23:31 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebenarnya, adaanya bulan yang  tampak oleh mata diakhibatkan bulan  memantulkan cahaya matahari. Buntuk bulan yang terlihat oleh bumi selalu berubah setiap hari. Mulai dari tidak nampak, kemudian muncul bulan sabit dan akhirnya berubah menjadi bulan purnama pada hari ke-14 atau ke-15. Bulan Purnama mengecil kembali menjadi bulan sabit dan hilang pada hari ke-29 atau ke-30. Fase bulan berulang setiap 29 hari (bulan sinodis/komariah. 

Sedangkan bulan super atau supermoon adalah istilah yang digunakan oleh para astrolog untuk menggambarkan keadaan bulan penuh ketika bulan berada dalam posisi terdekatnya dengan Bumi (apsis/perigee). Istilah ini tidak diterima secara luas, terutama di kalangan ilmuwan. Secara spesifik, bulan super bisa merupakan bulan purnama atau bulan baru, yang jaraknya dengan bumi sekitar 10% atau kurang dari jarak lintasannya dengan bumi. Ketika fenomena ini terjadi, bulan tampak lebih besar dan lebih terang, meskipun perubahan jaraknya hanya beberapa kilomete. 

Sebenarnya, bulan super tidak cukup kuat untuk memengaruhi permukaan tanah ataupun gunung berapi di Bumi, pengaruh dari fenomena bulan super ini di bumi hanyalah naiknya permukaan laut sekitar beberapa inci di beberapa daerah. Namun  karena waktu terjadinya bulan super hampir selalu berdekatan dengan terjadinya suatu bencana alam tertentu maka  supermoon  kadang dihubung-hubungkan dengan bencana alam, seperti gempa bumi,gunung meletus, dan lain-lain 

Beberapa kejadian supermoon berlangsung padai tahun 1955, 1974, 1992, dan 2005 dan pada 19 Maret 2011,  bulan super mengalami jarak terdekatnya dalam 18 tahun terakhir, dengan prakiraan jarak sekitar 356.577 kilometer (221.567 mi). Pada 19 Maret, fenomena perigee bulan, yang memiliki siklus sekitar 27,3 hari, terjadi bersamaan dengan bulan purnama yang muncul tiap 29 hari. Ketika perigee bulan terjadi bersamaan dengan bulan purnama, permukaan bulan akan tampak 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari bulan purnama.

Satu hal yang sangat fenomenal adalah kita berturut turut menyaksikan supermoon, terjadi fenomena "trilogi supermoon". tiga supermoon yang pertama terjadi pada 3 Desember 2017 lalu, kemudian yang kedua akan muncul 1 Januari 2018 malam hingga 2 Januari dini hari, dan terakhir akan muncul pada 31 Januari 2018. Supermoon pada 1 Januari 2017 disebut sebagai Supermoon 'Serigala', puncaknya pukul 20.51 WIB dan seluruh wilayah Indonesia dapat menyaksikannya. Supermoon yang ke tiga, akan menjadi penutup bulan Januari disebut Supermoon Biru. Meski namanya supermoon biru, hal ini bukan berarti bulan akhir Januari ini berwarna biru. Julukan bulan biru mengacu pada bulan purnama kedua dalam satu bulan. Oleh karena itu Januari 2018 rupanya menjadi bulan yang sangat spesial dalam fenomena tata surya kita.

Perlu diketahui, bahwa julukan bulan biru mengacu pada bulan purnama kedua dalam satu bulan. Oleh karena itu Januari 2018 rupanya menjadi bulan yang sangat spesial dalam fenomena tata surya kita. purnama kedua nanti akan sangat istimewa, karena bertepatan dengan gerhana bulan total, di mana posisi bumi tepat berada antara matahari dan bulan. Warnanya nanti akan menyerupai warna merah darah, yang dikenal sebagai .Super Blue Blood Moon Fenomena ini memang jarang terjadi. Biasanya, fenomena bulan penuh atau supermoon hanya terjadi satu kali dalam sebulan. Tapi tidak untuk Januari dan Maret 2018. Keduanya memiliki bulan biru.

Melalui pemberitaan di sosial media yang penulis baca,  terkait dengan supermoon tahun 2018 badan antariksa Amerika Serikat akan mematikan instrumen pengorbit bulan, atau dengan istilah lain  NASA akan menonaktifkan sementara instrumen Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO). yakni sebuah pesawat robot ruang angkasa NASA yang saat ini mengorbit bulan. Hal ini menurut Ahli geologi planet NASA Noah Petro mengatakan hal ini dilakukan karena gerhana akan mengganggu pesawat ruang angkasa itu yang menggunakan sinar matahari sebagai kekuatannya. Sebab apabila bulan berada di bawah bayang-bayang bumi, sinar matahari tidak akan dapat mencapainya dan LRO beralih ke kekuatan lain.

Apakah ada alasan lain yang disembunyikan oleh NASA? Mungkinkah akan terjadi bencana sebagaimana kejadian-kejasian supermoon sebelumnya? 

Memang sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa bulan super tidak cukup kuat untuk memengaruhi permukaan tanah ataupun gunung berapi di Bumi, pengaruh dari fenomena bulan super ini di bumi hanyalah naiknya permukaan laut sekitar beberapa inci. Akan tetapi warning yang disampaikan oleh seorang peneliti Pusat Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung (ITB) Nuraini Rahma Hanifah bahwa gempa bermagnitude 8,7 Skala Richter (SR) berpotensi mengguncang Pulau Jawa. Walaupun tidak bisa diketahui kapan perulangan tahunnya akan terjadi sangat perlu diantisipasi. 

Antisipasi itu terutama terkait dengan kesiapan masyarakat yang mengkin terdampak oleh gempa untuk dapat melakukan hal-hal yang benar yang seharusnya dilakukan saat bencana gempa terjadi. Menurut Rahma, wilayah yang terdampak dari potensi 8,7 SR tersebut, adalah wilayah di selatan Sumatra, Banten, dan sebagian Jawa Tengah.  Bahkan bukan sesuatu yang tidak mungkin utara Jawa seperti Jakarta juga terdampak. sebab faktanya, gempa  Lebak kemarin membuktikan bahwa gempa 6,1 saja bisa terasa di Jakrta. 

Terkait dengan antisipasi ini, klaim dari Hoogerbeets yang  memperingatkan bahwa antara tanggal 30 Januari hingga 2 Februari 2018, fenomena supermoon, akan diikuti oleh fenomena alam yang disebutnya sebagai 'ampilifikasi' berupa gerak seismik. perlu diperhatikan. Karena iapun berargumentasi dengan fakta sejarah bahwa beberapa gempa besar terjadi ketika bulan penuh, seperti gempa 9,3 skala richter di Aceh pada 26 Desember 2004, dan gempat 9,2 skala richter di Alaska pada 28 Maret 1964. Sudah barang tentu kita tidak ingin kejadian Aceh Desember 2004 terulang di pulau Jawa bukan ? 

Ada local wisdom yang perlu dicamkan, "sedia payung sebelum hujan" jika perlu, bisakah kita shalat khusuf di tanah lapang ? 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun