Mohon tunggu...
Darwis H
Darwis H Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manajemen UIN Malang

Bergeraklah karena diam tidak lagi emas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa UIN Malang Membantu "Peningkatan Ekonomi Melalui UMKM Tikar Anyam dan Digital Marketing"

5 Februari 2022   17:58 Diperbarui: 5 Februari 2022   18:00 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa UIN Malang Membantu "Peningkatan Ekonomi Melalui UMKM Tikar Anyam dan Digital Marketing"

Mahasiswa UIN Malang Membantu
Mahasiswa UIN Malang Membantu "Peningkatan Ekonomi Melalui UMKM Tikar Anyam dan Digital Marketing"
Indonesia adalah negara yang kaya akan khasanah budaya yang berasal dari beragam adat-istiadat dan suku bangsa, sehingga dapat melahirkan berbagai macam seni salah satunya adalah seni kerajinan. Kerajinan adalah hasil budaya Indonesia yang telah ada sejak zaman nenek moyang. Pada awalnya kerajinan timbul dari dorongan manusia itu sendiri, dengan membuat alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti alat berburu, pakaian, dan alat rumah tangga. Dengan perkembangan masyarakat selanjutnya produk kerajinan mulai dibutuhkan, hal ini terlihat dari terjadinya pertukaran benda atau barter. Kerajinan anyaman yang tumbuh dan berkembang di Indonesia tidak lepas dari kekayaan alam, seperti rotan, bambu, kayu, dan lain-lain. Masyarakat Indonesia banyak menggunakan rotan sebagai bahan pokok pembuatan benda kerajinan mebel, selain itu, digunakan juga untuk pembuatan kerajinan anyaman sebagai kebutuhan praktis rumah tangga maupun kebutuhan kebudayaan.

Kerajinan anyaman adalah salah satu dari sekian jenis kerajinan yang terbesar diseluruh pelosok tanah air, dan kerajinan anyaman tersebut merupakan salah satu bagian dari kesenian. Kerajinan anyaman dapat sebagai usaha untuk kelangsungan hidup bagi masyarakat pedesaan, karena hingga kini masih didapat jenis kerajinan anyaman yang bermacam-macam, salah satunya adalah kerajinan anyaman tikar mendong yang ada di Desa Patok Picis Kecamatan Wajak Kabupaten Malang. Home Industri ini tumbuh dan berkembang di pedesaan, dengan kreatifitas dan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan rotan dan kulit kayu menjadi suatu karya yang bernilai tinggi. Pada umumnya pembuatan kerajinan anyaman yang berkualitas dilakukan oleh orang yang sudah terampil atau orang yang memfokuskan potensinya di dunia kerajinan anyaman. Salah satu bahan baku anyaman yang cukup potensial dalam produk kerajinan anyaman tikar adalah tanaman mendong.

Produk kerajinan tikar anyaman mendong Kecamatan Wajak cukup banyak, namun tidak semua Home Industri tersebut mampu berkreasi dan mengembangkan usahanya dengan baik salah satu alasannya adalah masalah ekonomi, wawasan, dan pemasaran produknya. Dengan keterbatasan alat komunikasi, teknologi dan transportasi menjadi kendala bagi pengrajin untuk mempromosikan produk mereka pada konsumen. Sehingga membuat pengrajin tikar anyam tidak memfokuskan pekerjaan mereka pada anyaman tikar anyam saja, mereka membuat tikar anyam di sela-sela waktu senggang, biasanya pada siang hari.

Mahasiswa UIN Malang Membantu
Mahasiswa UIN Malang Membantu "Peningkatan Ekonomi Melalui UMKM Tikar Anyam dan Digital Marketing"

Awalnya Ibu Mur memulai usaha pembuatan tikar anyam dikarenakan Ia memiliki lahan yang berisikan banyak tanaman mendong. Karena tanaman mendong gampang didapat maka beliau memutuskan untuk membuat tikar anyam tetapi penjualan tikar anyam dipasaran harganya sangatlah murah dan pekerjaan Ibu Mur sendiri bekerja sebagai buruh dari situlah beliau berpendapat bahwa pembuatan tikar anyam ini hanya untuk mengisi waktu senggang. Tikar yang sudah jadi biasanya ia gunakan sendiri untuk keperluan beliau, terkadang ibu Mur juga menerima orderan pembuatan tikar anyam tersebut. Biasanya tikar anyam yang sudah jadi ibu Mur tidak mematok harga melainkan cukup membayar seikhlasnya. Saya sebagai Mahasiswa UIN Malang yang melakukan KKM DR di Desa Patok Picis mengusulkan untuk hasil pembuatan tikar anyam yang sudah jadi agar diberi patokan harga, untuk 1 tikar anyam saya usul untuk dijual seharga Rp. 25.000, dari hasil penjualan tikar tersebut lumayan untuk tambahan kebutuhan keluarga ibu Mur apalagi dimusim pandemic Covid-19 yang belom berakhir disarankan juga untuk penjualan tikar anyam mendong melakukan promosi melalui digital marketing agar produk tikar anyam yang dihasilkan oleh ibu Mur bisa terkenal dikalangan masyarakat luas, bahkan di luar Malang. Tikar anyam mendong memiliki banyak variasi warna yang bisa kalian pesan sesuai selera warna konsumen.

Mahasiswa UIN Malang Membantu
Mahasiswa UIN Malang Membantu "Peningkatan Ekonomi Melalui UMKM Tikar Anyam dan Digital Marketing"

Pak Abdul Sholihan sebai Kepala Desa Patok Pacis Kecamatan Wajak Kabupaten Malang mengutarakan bahwa UMKM pembuatan tikar anyam mendong disini cukup menjanjikan. Karena sisa tanaman mendong yang mudah didapat maka pengerajin bisa terus berinovasi agar kebutuhan masyarakat disini bisa tercukupi dan lagi bisa membuat pendapatan daerah ini lebih baik dan juga Desa Patok Picis bisa terkenal di masyarakat luas sebagai penghasil kerajinan tikar anyam yang berada di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun