Selama hidup telah kita jumpai berbagai jenis cobaan dan rintangan. Pengalaman membekali kita pengetahuan sehingga kita dapat berhati-hati dalam bertindak kedepannya. Mungkin saja ketika rintangan yang sama persis pernah kita alami datang kembali, kita akan menempuh cara yang sama dalam menyelesaikannya.Â
Memang tidak salah menggunakan cara yang sama, tetapi tidak ada salahnya juga untuk mencoba cara lain karena tidak tertutup kemungkinan dapat memberikan solusi yang lebih optimal untuk waktu yang berbeda.Â
Misalnya ketika kita lapar di waktu kecil, kita makan biskuit sudah bisa mengganjal perut. Ketika kita dewasa dan kita lapar, biskuit sudah tidak mempan untuk mengganjal perut, mungkin kita perlu roti sebagai pengganti biskuit. Kondisi ini sama, tetapi solusi berbeda untuk tujuan yang sama.
Ketika membahas ke ranah bisnis, orang yang cenderung demi mengejar target dan omset kerap kali mencari cara-cara baru, mulai dari membuat promo buy 1 get 1, membeli barang A untuk mendapatkan barang B dengan harga murah, melakukan pengumpulan poin, dan masih banyak lagi. Setelah merumuskannya, kebingungan menghampiri. Kenapa masih tidak efektif? Kenapa semua cara yang ada masih belum memberikan keuntungan yang signifikan? Apakah bisnis tidak bisa jalan? Apakah saya salah langkah?
Begitulah manusia yang terkadang pesimis ketika menghadapi masalah sehingga muncul ketakutan untuk berjuang lebih lanjut. Berdiskusi dengan teman bisnis mungkin mendapatkan masukan yang terdengar sederhana, seperti pemasaran secara door to door. Otak akan berputar dan membuat kesimpulan sendiri bahwasanya door to door adalah solusi yang tidak efektif . Ini adalah cara kuno dan tidak mainstream. Pengalaman sebelumnya telah melakukan penolakan di awal.Â
Dalam dunia bisnis, tidak ada salahnya untuk start from the scratch, yaitu mulai dari awal, mulai dari hal paling basic, dan jangan membuat kesimpulan secara dini. Kondisi bisa berubah dan tidak ada ilmu pastinya. Yang penting adalah lakukan, ulangi, dan lakukan perbaikan / improvisasi.
Waktu terus berjalan. Ketika Penulis menulis artikel ini, waktu juga tidak pernah berhenti sama sekali. Detik sekarang dengan beberapa detik kedepan semuanya telah berubah. Di detik pertama, Penulis baru menulis judul dalam artikel ini. Di detik ke-60, Penulis telah menyelesaikan satu paragraf. Dari 60 detik yang dihabiskan telah terlihat sebuah perubahan yaitu tulisan kosong menjadi sebuah paragraf. Â Setuju?
Salam Mencoba Kembali.
Trust - Do - Feel - Learn
By: Darwin, S.Kom., M.Kom., CPS, CRSP, CH, BKP