Mohon tunggu...
Darwin
Darwin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, CTO, COO, Trainer, Public Speaker

S.Kom., M.Kom., CPS®, CRSP, CH, BKP, CDM, Google Ads Certified, Google My Business Certified, SEMrush Digital Marketing Certified, Content Marketing Certified, Inbound Marketing Certified, Service Hub Software Certified, Sales Management Certified, CITGP, COBIT® 2019 Foundation

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Jangan Dibaca, Percayalah Jangan Dibaca

13 November 2019   00:33 Diperbarui: 13 November 2019   00:33 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kok dibaca lagi? Bukannya ditulis jangan dibaca?

"Jangan" adalah kata negatif yang melarang kita melakukan sesuatu. Kebanyakan orang melakukan sebaliknya, semakin dibilang "jangan", maka semakin dilakukannya. 

1. Jangan buang sampah sembarangan. Yang terjadi adalah buang sampah sembarangan.

2. Jangan main game terlalu lama. Yang terjadi adalah main game lebih lama dibandingkan mengerjakan hal-hal yang lebih penting.

3. Jangan makan gorengan, nanti bisa panas dalam. Yang terjadi adalah nikmati dulu gorengan, panas dalam adalah urusan nanti.

4. Jangan berbelanja barang-barang yang tidak penting. Yang terjadi adalah belanja saja terus, setelahnya baru disadari barang yang dibeli tidak dibutuhkan dalam waktu dekat, bahkan terkadang tidak dibutuhkan sama sekali.

5. Jangan terlambat masuk ke kantor. Yang terjadi adalah terlambat masuk ke kantor.

Mengapa kata "jangan" cenderung bersifat kontradiksi?

Pada dasarnya, otak manusia memiliki sistem limbic (mamalia) yang cenderung emosional. Semakin dilarang, pelanggaran semakin ingin dilakukan. Sederhananya dapat kita lihat dari tingkah laku anak-anak. Tiada anak yang tidak pernah berbuat kesalahan. Larangan berbentuk halus maupun keras, anak-anak akan melakukan pelanggaran beberapa kali dan setelah mengalami suatu kejadian barulah dia memahami apa makna dari larangan tersebut. 

Kita perlu membiasakan diri untuk menggunakan kata-kata yang positif dibandingkan negatif. Misalnya "jangan terlambat masuk ke kantor" diganti menjadi "masuk kantor tepat waktu". Kelihatan sederhana tetapi dengan membudayakan penggunaan kata-kata positif ini, pribadi bisa berubah lebih positif tanpa kita sadari.

Tetapi ada kasus-kasus "tertentu", kita harus berbuat sebaliknya untuk menarik perhatian. Misalnya di suatu jalan sering digunakan sebagai area balapan sehingga sangat membahayakan masyarakat sekitar. Berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari larangan jangan balapan sampai kepada pembuatan polisi tidur. Mungkin solusi unik ini bisa dicoba yaitu dengan membuat larangan "Jangan jalan pelan-pelan, si cantik sedang mandi nich". 

Hidup Jangan.

Trust - Do - Feel - Learn

By: Darwin, S.Kom., M.Kom., CPS, CRSP, CH

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun