Mohon tunggu...
Darmawan  Buchari
Darmawan Buchari Mohon Tunggu... -

Memiliki profesi sebagai guru Fisika di Aceh. Bakat menulis mulai terasah sejak kuliah. Kemampuan menulis terus meningkat sejak bergabung dengan Ikatan Guru Indonesia (IGI). Penulis juga dipercaya sebagai Ketua IGI Kota Lhokseumawe. Sering diundang sebagai trainer Penelitian Tindakan Kelas, Research and Development (RnD), serta literasi produktif berbasis IT.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Publikasi Informasi untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan

21 Juli 2018   20:00 Diperbarui: 22 Juli 2018   17:00 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan yang berkualitas merupakan dambaan setiap orang. Sesuai dengan regulasi, pemerintah sangat bertanggungjawab untuk meningkatkan mutu pendidikan. Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Termasuk kegiatan pengembangan mutu melalui pelatihan dan pendidikan bagi guru, kepala sekolah, pengawas maupun tenaga fungsional seperti laboran dan pustakawan. 

Upaya peningkatan mutu pendidikan tidak hanya dapat dilakukan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan. Masih banyak upaya lain yang dapat dilakukan baik berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu diantaranya adalah melalui kegiatan pengembangan dan penyebaran informasi pendidikan. Bagaimana mungkin publikasi informasi pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan?

Informasi merupakan pengetahuan yang dapat dibagi untuk diketahui oleh khalayak ramai. Informasi yang disebarkan dapat mempengaruhi persepsi orang terhadap sumber informasi tersebut. Demikian juga dengan informasi terkait pendidikan. Informasi pendidikan yang dipublikasi dapat mempengaruhi kebijakan terhadap pendidikan. Hal ini akan memberikan dampak yang besar terhadap kualitas pendidikan. Bagaimanapun,  kegiatan tanpa publikasi akan berakhir dengan sendirinya saat kegiatan tersebut berakhir. 

Informasi pendidikan dapat bersifat positif maupun negatif.  Informasi pendidikan yang bersifat positif biasanya berisi konten konten yang memberitakan kemajuan pendidikan. Termasuk prestasi yang diraih sehingga meningkatkan persepsi positif masyarakat terhadap stakeholder pendidikan. Informasi positif ini umumnya sangat di apresiasi oleh pengambil kebijakan terkait pendidikan. 

Sementara informasi pendidikan yang bersifat negatif cenderung dihindari oleh pengambil kebijakan. Mereka beranggapan bahwa informasi tersebut dapat membuka "aib" mereka sehingga perlu dihindari.  Padahal informasi seperti ini sangat penting di publikasi untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam dunia pendidikan.  

Informasi negatif yang berisi kekurangan prasarana dan sarana pendidikan misalnya.  Jika informasi seperti ini dipublikasi akan mampu menggugah perhatian donatur untuk membantu sekolah tersebut. Demikian juga dengan profil siswa berprestasi tetapi sangat kekurangan secara ekonomi. Informasi seperti ini mampu mengangkat derajat siswa tersebut setelah diketahui oleh publik. Simpati akan mengalir diikuti dengan bantuan dari masyarakat maupun donatur oleh perusahaan atau lembaga. 

Bukankah Lalu Muhammad Zohri terangkat derajat setelah profilnya dipublikasi. Setelah menjadi juara dunia lari 100 m diiringi insiden yang memalukan membuat publik bersimpati. Hadiah terus berdatangan.  Banyak orang dan perusahaan maupun lembaga seolah berlomba untuk membantu Zohri.  Spirit seperti ini yang penulis maksudkan jika diterapkan dalam dunia pendidikan akan mampu meningkatkan mutu pendidikan. 

Oleh: Jon Darmawan, S.Pd., M.Pd. Guru SMAN 7 Lhokseumawe dan Ketua IGI Kota Lhokseumawe 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun