Mohon tunggu...
Saiful Anas
Saiful Anas Mohon Tunggu... -

Memang sebaiknya banyak membaca dan menulis supaya fikiran tidak buntu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Negeri Yang Selalu Dirundung Skandal

21 Juli 2011   05:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:30 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apa sih kemampuan Nazaruddin   sehingga  bisa menjadi Bendaharawan Partai Demokrat? Apakah karena dia piawai mencari  duit? Kalau soal itu hampir semua orang bisa, apalagi kalau dikasih kemudahan sebagaimana Nazaruddin. Ingin proyek tinggal nunjuk. Kalau ada yang macam-macam,  tidak mau ngatur agar proyek jatuh ketangannya gampang saja, sebut saja nama  petinggi partai yang berkuasa, beres, penguasa proyek ketakutan dicopot. Itulah kerja Udin yang satu ini, bergerilya dari satu proyek keproyek lain sehingga tidak heran kalau Nazar menjadi lumbung uang bagi temannya yang menjadi petinggi partai atau bahkan bagi partainya sendiri yang telah menerima 13M dari Nazar hanya dalam waktu 1 tahun saja.

Tapi sehebat apapun Nazar, dia tidak bisa menghindar dari nasib yang telah tertulis ditangannnya bahwa dia akan mengalami nasib naas yang tidak bisa dielakkan. Kejahatan-kejahatan  yang sudah dilakukan selama ini menerima kutukan dari Penguasa Jagad. Nazaruddin ketahuan "memalak" pembangunan wisma atlet 13%.Inilah akhir dari petualang Nazaruddin.

Nazaruddin  kepepet dan sakit hati! Sebagaimana kebiasaan orang seperti yang dialami Nazar, tidak mau menderita sendiri, dia akan menyeret siapapun yang bisa diseretnya. Dasar otaknya tidak bekerja dengan baik, dia tak peduli walaupun yang diseret itu adalah orang yang sebelumnya sangat dihormati atau disegani, malah adrenalinnya semakin terpacu dengan melibatkan orang-orang penting itu  supaya bisa merasakan  kesengsaraan seperti yang sedang dialaminya.

Nazaruddin  tentu hanya mencibir ketika ada yang menghimbaunya  pulang untuk membeberkan saja semua yang diketahuinya serta bukti-bukti yang yang dimilikinya kepada KPK. Membeberkan bukti-bukti  itu artinya dia  membunuh dirinya sendiri sebab semua bukti yang dimilikinya justru lebih banyak mengarah kepada dirinya sendiri, kalau tidak,  Nazar  tentu tidak akan kabur.

Bagus juga dia terjerembab  di sini sebab rakyat jadi semakin terbuka matanya akan peri laku para pemimpin mereka dan  berkata: Oo, begitu rupanya orang-orang atau para petinggi partai itu mencari  duit untuk mempertahankan eksistensinya, menjarah!

Melihat semuanya itu, sudah tiba saatnya  rakyat  mengevaluasi  keberadaan pemerintah yang sekarang ini efektif atau  tidak. Kita tidak bisa membiarkan negera terus menerus  seperti ini. Inilah negara yang tidak pernah sepi  dari skandal.  Mulai dari Skandal BLBI, Century, mafia pajak dan sekarang skandal Nazaruddin dan skandal itu tidak pernah terselesaikan. Bagaimana bisa menyelesaikan kalau para pemimpin itu merupakan bagian dari skandal itu? Maka tidaklah mengherankan kalau skandal-skandal itu dibiarkan lewat untuk menjadi beban pada pemerintahan yang akan datang.

Peristiwa Nazaruddin  yang telah mengeluarkan seluruh  isi perutnya yang kontroversial dari Singapura atau dari manapun dia berada semakin meyakinkan kita bahwa memang ada yang tidak beres dalam pengurusan  negara ini. Para pemimpin terbukti tidak bisa mengatasi masalah karena mereka adalah bagian dari masalah.  Harapan satu-satunya adalah kepada rakyat dan rakyat punya caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun