Sebanyak empat ratus dua puluh TKI yang mengikuti perkuliahan di Universitas Terbuka, melalui UPBJJ Batam di Malaysia, hari ini ujian. Hal ini disampaikan Taufiq Salengke selaku koordinator Pokjar, Kuala Lumpur pada apel pembukaan ujian masa 2017.1 di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (Minggu, 07/5).
“Saya bangga kepada TKI yang mempersiapkan bekal kepulangannya dengan berkuliah”, jelasnya saat ditemui usai apel.
Beliau menjelaskan lagi, “Sesungguhnya hampir lima ratusan mahasiswa Indonesia yang berstatus sebagai TKI murni yang mengikuti perkuliahan di Universitas ini di sekitaran Kuala Lumpur. Namun hanya sejumlah empat ratusan yang dapat mengikuti ujian hari ini. Hal ini dapat saja dikarenakan tidak mendapat izin dari majikan untuk ikut ujian karena sebab yang dimungkinkan.”
Tahun kemarin sekitar dua puluhan TKI Malaysia ini telah di wisuda. Acara Upacara Penyerahan Izajah sendiri dilakukan dengan penuh hikmat di KBRI Kuala Lumpur.
“Seharusnya jumlah wisudawan lebih dari itu, dikarenakan keterbatasan waktu kontrak kerja di Malaysia ini, para TKI harus melanjutkan perkuliahan di dalam negeri,” tambah Taufiq.
Turut hadir pada apel tersebut Pak Rizky pengelola UT UPBJJ Batam, Ibu Dewi dari KBRI Kuala Lumpur, dan para guru Sekolah Indonesia Kuala lumpur selaku pengawas ujian.
Dilihat dari jumlah TKI yang hadir pada kenyataannya para majikan TKI di Malaysia ini, sangatlah memberi ruang untuk peningkatan mutu para pekerjanya.
“Jika kami selalu bisa membagi waktu antara kuliah dan bekerja, serta komitmen bahwa pekerjaan kita tidak terganggu karena perkulian, biasanya majikan pasti mengizinkan.” Kata seorang mahasiswa yang tak ingin menyebut namanya.
Saat dilapangan terpantau antusias yang besar dari para mahasiswa yang sesungguhnya merupakan TKI ini. Berbaju almamater dengan barisan yang rapi mereka melakukan apel untuk segera melaksanakan ujian.
Sementara pihak Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, sebagai pusat pendidikan dan Budaya masyarakat Indonesia di Malaysia, selalu siap memberikan fasilitas yang diperlukan mahasiswa. Pelaksanaan tutorial, diskusi antar mahasiswa, serta tempat aktifitas pembelajaran lainnya pun selalu dilaksanakan di tempat ini.
“Kami bangga, kami bisa mengirim uang ke kampung halaman, dan pulang membawa izajah universitas,” sambung mahasiswa lainnya yang bergegas menuju ruang ujian yang segera menutup pembicaraan.