Mohon tunggu...
Dani Wibowo
Dani Wibowo Mohon Tunggu... -

Kemajuan Suatu Bangsa Tidak Bisa Di Lakukan Tanpa Adanya kerjasama dan Kejujuran.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

2 Kekuatan Besar Hadang AHY

17 Januari 2017   17:52 Diperbarui: 17 Januari 2017   18:45 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kontestasi Pilkada 2017 bukan sekedar kompetisi biasa, selain sebagai pusat pemerintahan, Jakarta juga menjadi barometer politik nasional. Euforia Pilkada DKI tak Cuma sekedar pesta Pencalonan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur saja, melainkan kini justru disusupi scenario kepentingan personal maupun kelompok.

Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Ikuti Oleh 3 pasangan, dengan proses konsolidasi yang begitu rumit maka terpilihlah beberapa nama calon yang diusung yaitu Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saeful Hidayat, Anies Baswedan – Sandiaga Uno dan Terakhi Agus Harimurti Yudhoyono – Sylviana Murni.

Banyak yang tidak menduga bakal calon yang diusung sebagian merupakan nama-nama baru dalam kancah politik Pilkada, satu nama yang menjadi magnet warga Jakarta ketika dirinya di daulat menjadi Calon Gubernur, yaitu putra sulung Presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono. Dengan susunan partai pengusung yaitu Partai Demokrat (PD), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP – Romahurmuzy), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

AHY sapaan akrab Agus Harimurti Yudhoyono tak Cuma menjadi magnet warga Jakarta, pencalonan dirinya bagi lawannya adalah sebuah ancaman serius, bagi mereka pencalonan AHY seakan memutus scenario politik yang akan di jalankan  ketika berhasil menduduk kursi DKI 1, dua kekuatan besar kini sedang menghadang AHY. Siapakah mereka?

JALAN MEGAWATI AGAK TERSENDAT

Pencalonan AHY membuat scenario Megawati sedikit tersendat, dengan diusung nya Basuki Tjahaja Purnama sebagai Calon Gubernur oleh Partai Pendukung PDIP, Nasdem, Golkar dan PPP (Djan Faaridz) membuat Megawati gusar bukan kepalang. Kalkulasi dan strategi politik Presiden Megawati Soekarno Putri nyaris sempurna andai tidak muncul sosok Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam Pilgub DKI Jakarta 2017. Jika pilgub DKI hanya mempertemukan petahana Basuki Tjahaja Purnama dengan Anies Baswedan, maka siapa pun pemenangnya, tetap "orang istana". Namun Susilo Bambang Yudhoyono bukan politisi kemarin sore. Ketua Umum Partai Demokrat itu berani "mengorbankan" karir militer AHY untuk melakukan counter attack yang mematikan.

Kemalangan Megawati tak hanya sampai disitu saja, pencatutan nama Ahok dalam kasus reklamasi membuat dirinya pun angkat bicara, kasus pulau G menyeret nama Megawati Soekarno Putri karena dirinya di dianggap menerima dana 10 Triliun sebagai “Mahar” awal untuk memuluskan jalan Ahok di Pilkada DKI 2017.

Bu Mega sempat membantah bahwa dirinya menerima aliran dana dari proyek reklamasi Pulau G yang menyeret nama Basuki Tjhajaja Purnama, namun beberapa sumber justru mengungkapkan fakta yang sebaliknya. Berawal dari dijualnya Pulau G ke Hongkong, dari kepulauan yang sudah di serahkan Inggris ke RRC China, pengusaha pulua G Agung Podomoro Land yang dimiliki Sugiarto Kesuma alias Aguan, di peroleh dana segar sebesar 40 Triliun dari lembaga keuangan di sana. Dari dana tersebut Ahok mendapat jatah sebesar 12 Triliun, 10 Triliunnya kemudian diserahkan kepada Megawati

Apa yang menjadi kepentingan di balik kasus reklamasi pulau G pada saat itu yang menyeret nama Megawati sekaligus Ahok. Karir Ahok hampir saja selesai akibat kasus reklamasi Pulau G, dan sudah pasti scenario politik Megawati untuk kejar Pilkada DKI Jakarta tamat sudah.

AHY menjadi satu-satunya pembunuh berdarah dingin bagi Megawati, penderitaan Megawati tak selesai sampai reklamasi saja, kini Ahok tersangkut lagi kasus penistaan agama, sudah jatuh tertimpa tangga dan kini tertimpa tangga lagi. Bahkan Plan B sempat dibuat megawati dengan scenario Djarot menjadi satu-satunya calon yang akan maju di Pilkada 2017 jika kasus Ahok menyeretnya masuk Hotel Prodeo. Alasan itu sudah benar adanya, Djarot kini makin intens terjun kelapangan menyapa warga Jakarta. Putar otak pun sedang di lakukan Megawati and The Gang untuk memuluskan langkah Ahok di Pilkada.

MANTAN JENDERAL HADANG AHY

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun