Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti  Yudhoyono menyampaikan orasinya yang berisi kritik pada Sabtu (9/6/2018)  lalu. Orasi berdurasi 40 menit tersebut bertajuk "Mendengar Suara  Rakyat".
Dalam orasi tersebut, putra mantan Presiden SBY itu berusaha mengkritik  pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hal tersebut ditujukan guna  menggiring opini negatif kepada pemerintah.
Padahal, kalau AHY mau berintrospeksi, dia harusnya bisa melihat kembali  kepemimpinan Presiden SBY yang juga banyak kekurangannya.
Kalau kita mau jujur, pemerintahan Presiden SBY banyak yang melakukan  korupsi dan para pejabatnya tidak menjalankan peran dan fungsinya secara  optimal.
Bahkan, sejumlah petinggi Partai Demokrat juga banyak yang terjerak  kasus korupsi, diantaranya, proyek Hambalang, Korupsi Buol, Bank  Century, dana operasional Menteri ESDM, Wisma Atlet, Korupsi Pengadaan  Mesin Jahit dan Sapi di Kementerian Sosial dan 15 kasus korupsi lainnya.
Selain itu, AHY juga mengomentari negatif soal revolusi mental Presiden  Jokowi. Menurutnya, proyek infratruktur Jokowi telah menggeser proyek  revolusi mental.
Faktanya, pada masa SBY dulu pembangunan infrastruktur lambat dan banyak  yang mangkrak. Sudah begitu, juga banyak menterinya yang korupsi,  termasuk petinggi dan kader Partai Demokrat.
Jadi, kritik AHY tersebut seperti menapuk air terkena muka sendiri. Â Karena apa yang dikritiknya justru dijalankan oleh pemerintahan SBY Â sebelumnya.
Maka daripada kritik yang blunder seperti itu, lebih baik AHY mawas diri  dan berlaku dengan kritik yang bernas berdasarkan data yang valid.  Bukan hanya yang mengumbar kebencian, tanpa fakta.