Meski sudah berusaha mengakomodir kepentingan petani dalam kebijakannya,  'Kartu Tani' yang diluncurkan oleh Ganjar Pranowo ternyata masih menuai  suara miring dari segelintir orang di Jawa Tengah.
Hal itu sebagaimana diutarakan oleh puluhan petani yang menamakan  dirinya Gerakan Tani Boyolali (GENI). Mereka menggelar aksi dalam  menyikapi kartu tani yang dinilainya sangat tidak berpihak, bahkan  cenderung tidak ada gunanya bagi para petani.
Padahal Kartu Tani yang kini menjadi proyek percontohan nasional itu  ditujukan untuk mengantisipasi penyimpangan distribusi pupuk di  lapangan, serta memastikan subsidi bisa tepat sasaran di masyarakat.
Program yang digagas Ganjar Pranowo itu secara khusus disusun untuk  meningkatkan kesejahteraan petani. Tujuannya pun sangat baik, yaitu guna  mempermudah akses petani terhadap kebutuhan pertanian, seperti pupuk  dan obat-obatan.
Di samping itu, banyak kesalahpahaman dari massa aksi soal program Kartu  Tani tersebut. Menurut mereka, kartu tani justru malah membuat petani  kesusahan dalam mengakses pupuk.
Pasalnya, dengan kartu tani petani justru dibuat sulit dan bingung  dengan adminitrasinya. Misalnya, harus memiliki tabungan terlebih  dahulu.
Padahal kini, sudah ada revisi atas program tersebut. Penggunaan Kartu  Tani dipermudah dengan dihapuskannya syarat tabungan di Bank.
Memang sebelumnya, setiap petani yang memiliki Kartu Tani diwajibkan  memiliki buku tabungan, namun sekarang tidak lagi. Bahkan, petani kini  bisa membeli pupuk secara tunai, serta mendapatkan asuransi bila gagal  panen.
Dengan begitu, sebaiknya masyarakat harus mulai jeli melihat program  pemerintah. Jangan mudah terprovokasi atas isu-isu yang tidak benar  hasil dari pemelintiran fakta.
Seperti misalnya, aksi massa Geni yang berusaha menjatuhkan program  kerja Ganjar Pranowo di Jawa Tengah tersebut. Hal itu membiaskan  informaso terkait penerapan program kerakyatan yang berpihak secara  langsung kepada rakyat.