Mohon tunggu...
Dani Wijaya
Dani Wijaya Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pekerja Keras

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fitnah dan Tuduhan Anti Islam pada Presiden, Benarkah Demikian?

22 Januari 2018   17:16 Diperbarui: 22 Januari 2018   17:21 2004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar olah pribadi

Sejak masa kampanye pada Pemilihan Presiden 2014 lalu, Joko Widodo selalu dituduh sebagai pihak yang memusuhi umat Islam. Bahkan setelah mantan Walikota Solo tersebut terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia.

Padahal Presiden Jokowi sendiri beragama Islam sejak lahir. Dan, telah menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Ini tentu fenomena sangat aneh di negeri ini.

Menurut beberapa orang terdekatnya, saat perjalanan dinas Presiden Jokowi hampir di setiap kesempatannya selalu mampir ke Mushola bila waktu sholat tiba. Di sana, Presiden Jokowi menjadi makmum yang tak beda dengan jamaah lainnya.

Sebagai seorang Presiden, Ia Ikut menjalankan ibadah bersama rakyat. Ruku' dan sujud bersama-sama. Tak ada bedanya.

Barangkali Jokowi adalah Presiden Indonesia yang sering mampir ke Musholla kecil-kecil atau Masjid kampung. Tanpa seremoni dan protokoler.

Ia juga layaknya seorang santri pada ulama. Selalu mencium tangan para ulama sebagai salam takzim pada pemimpin agama. Juga sangat sering berkunjung ke pesantren mendengar petuah para Kyai.

Hal diatas menggambarkan bahwa Presiden Jokowi berlaku layaknya seorang muslim di Indonesia. Maka darimana bisa dikatakan sangat memusuhi umat Islam?

Beberapa pihak yang memfitnah dan menuduh Presiden Jokowi sebagai musuh Islam sebenarnya dapat diidentifikasi. Mereka umumnya adalah pihak-pihak yang beroposisi dengan pemerintahannya.

Sayangnya, para oposan tersebut tidak berlaku sehat. Mereka memanfaatkan sentimen agama untuk menyerang pemerintahan yang sah saat ini. Eksploitasi isu SARA tersebut sengaja dihembuskan untuk menjatuhkan pemerintahan Presiden Jokowi.

Berbagai fitnah dan tudingan negatif dengan isu identitas yang dialamatkan pada Presiden Jokowi itu dapat dikatakan sebagai sikap tidak dewasa dari pihak-pihak seberang Istana, seperti HTI, paham agama radikal, kelompok Alumni 212, Wahabi, dan partai yang mengaku bagian dari Ikhwanul Muslimin Internasional, serta para politisi oportunis yang hanya mengejar kekuasaan belaka.

Mereka memanfaatkan perbedaan identitas sebagai pintu masuk untuk mengumbar nafsu kekuasaan.  Atas nama agama, perbedaan itu kemudian diperuncing agar situasi saling curiga dan tuduh terjadi di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun