Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Theodor Herzl, Zionisme, dan Berdirinya Negara Israel

17 Mei 2021   20:57 Diperbarui: 18 Mei 2021   05:22 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Theodor Herzl, pendiri gerakan politik zionisme. Sumber foto: theguardian.com

Inggris yang merupakan salah satu sekutu mendukung nasionalisme bangsa Arab untuk lepas dari kekaisaran Ottoman. Bagi bangsa Yahudi yang sudah menetap di Palestina, Inggris merupakan ancaman bagi mereka, karena mendukung nasionalisme bangsa Arab untuk lepas dari Ottoman.

Sementara para Yahudi di Eropa, Ottoman adalah ancaman, untuk itu mendukung Inggris adalah hal rasional. Inggris kemudian berhasil menundukan Ottoman.

Inggris mempunyai kekuasaan penuh atas Kekaisaran Ottoman. Tahun 1921, Inggris mendirikan kerajaan Transjordan, kerajaan tersebut bukanlah untuk orang Yahudi.

Bangsa Arab yang berada di Palestina menuntut hal serupa yaitu merdeka, begitupun dengan bangsa Yahudi menuntut hal yang sama. Bangsa Yahudi semakin membenci Inggris dan Arab, kemudian terjadi konflik antara bangsa Arab dan Yahudi di Palestina. 

Inggris kewalahan dengan konflik tersebut, kemudian menghentikan imigrasi bangsa Yahudi ke Palsetina. Tahun 1939 merupakan tahun horror bagi bangsa Yahudi, apalagi setelah Jerman dikuasi oleh Nazi pimpinan Hitler.

Inggris kemudian lepas tangan atas konflik yang terjadi di Palestina, kemudian PBB mengambil keputusan untuk membagi wilayah Palestina, sebagian untuk bangsa Yahudi sebagian untuk bangsa Arab Palestina, sedangkan Jerussalem untuk PBB.

Pada tahun 1948 Israel memproklamasikan kemerdekaannya. Kurang lebih seperti itulah sejarah berdirinya Israel. Israel buah dari sebuah ide yang sebenernya bertentangan dengan ajaran agamanya.

Namun, nyatanya pendirian negara tersebut tidak menjadikan konflik berhenti. Konflik justru terus berlanjut sampai saat ini. Hasrat ingin merebut kota suci terus berlanjut sampai saat ini. 

Apa yang terjadi saat ini tidak mencerminkan perilaku bangsa pilihan Tuhan sebagaimana yang mereka klaim selama ini. Dengan dasar itu, mereka seakan menjadi ras yang paling istimewa di dunia ini. 

Dari sudut kacamata apapun, jelas salah. Apalagi dari sudut kemanusiaan. Entah sampai kapan konflik tersebut akan berakhir. Kota yang tadinya suci bagi tiga agama, justru menjadi tempat pertumpahan darah. 

Bukankah perbuatan tersebut telah mengotori kesucian dari kota itu? Marilah kita lihat masalah ini dari sisi kemanusiaan. Semoga saja masalah ini mendapatkan titik temu, dan tetap menjaga kesucian kota suci. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun