Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

Liga 1 dan Liga 2 Kembali Dihentikan, Apa Kabar Pilkada?

2 Oktober 2020   01:47 Diperbarui: 7 November 2020   12:57 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelanjutan kompetisi sepak bola Liga 1 dan Liga 2 yang rencananya akan diselenggarakan pada awal Oktober ini urung digelar, itu lantaran pihak kepolisan tidak memberikan izin keramaian, padahal masyarakat Indonesia sudah tidak sabar ingin menyaksikan liga kembali bergulir dan menontok kembali klub favorit bertanding di lapangan hijau. Molornya jadwal sendiri sudah bukan barang asing bagi pesepakbolaan di Indonesia, liga seringkali tidak berjalan sesuai jadwal yang semestinya.

Namun dalam hal ini, salah satu alasan kepolisian tidak memberikan izin keramaian adalah karena kasus covid-19 yang tidak kunjung turun dari hari ke hari, dengan pertimbangan itulah kepolisan tidak memberikan izin keramian terkait kompetisi sepak bola tersebut. 

Berbagai respon pun dikeluarkan mengenai hal ini, salh satunya terkait pilkada yang tidak ditunda sama sekali, padahal jika alasan ditundanya Liga 1 dan Liga 2 karena kasus covid-19 seharusnya pilkada pun ditunda.

Memang pada dasarnya penyelenggara sepakbola dan pilkada berbeda, tetapi dari kegiatan tersebut manakah yang lebih riskan terhadap munculnya klaster baru, sepakbola ataukah pilkada? 

Alasan pemerintah ngotot menyelenggarakan pilkada adalah merujuk beberapa negara yang berhasil menyelenggarakan pilkada di tengah pandemi, salah satunya adalah Korea Selatan, bahkan negara ginseng tersebut menjadi role model dalam penyelenggaraan pilkada dalam masa pandemi.

Jika alasan itu dijadikan pemerintah untuk menyelenggarakan pilkada, maka sepak bola pun seharusnya demikian, banyak negara di Eropa sana telah menyelesaikan kometisinya, seperti Liga Inggris, La Liga, Seria-A dan lain-lain, bahkan sekarang tengah memasuki musim baru, negara-negara tersebut berhasil menjalankan liganya dengan baik,l antas mengapa sepakbola tidak?

Padahal jika kita lihat kembali, penyelenggaraan pilkada justru yang paling rentan dalam menimbulkan klaster baru, ini bisa dilihat dari pendaftaran saja banyak cakada yang melanggar protokol kesehatan dengan membawa iring-iringan, pelaksanaan pilkada justru akan menimbulkan kerumunan, apalagi mekanisme masih dilakukan dengan cara dating ke TPS.

Dalam sepakbola risiko itu diminimalisir sedini mungkin, pertama, pertandingan yang disajikan tanpa penonton, di belahan negara Eropa setia pertandingan sepakbola dilakukan dengan tanpa penonton, untuk menambahkan keseruan laga, maka bangku penonton ada yang memasang poster lambing klub masing-masing bahkan ada yang menggunakan backsound penonton layaknya di stadion sungguhan, tentunya cara ini dilakukan agar tidak menimbulkan klaster baru.

Kedua, aturan PSSI yang baru menyebutkan bahwa pemain setiap dua minggu sekali harus melaksanakan swab test, artinya dalam satu musim berjalan pemain dan juga official akan melakukan 14 kali swab test hal ini dilakukan agar tidak terjadi penyebaran virus di internal klub sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun