(Kab. Kuningan), Bertempat di lapangan sekolah SMKN I Luragung Babinsa Desa Luragung Landeuh dari Koramil 1507/Luragung Kodim 0615/Kuningan Korem 063/SGJ Serma Tukiman menyampaikan Wawasan Kebangsaan Bagi Siswa-siswi SMKN I dengan materi Bela Negara, Senin (22/1).
Kegiatan Wawasan Kebangsaan Bagi Siswa-siswi SMKN I dengan materi Bela Negara bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada Siswa-siswi tentang Bela Negara diharapkan Para sisiwa-siswi mendapatkan pengetahuan tentang Bela Negara dapat menerapkan  pengetahuan  dan  keterampilan Bela Negara  terutama dalam aktifitas keseharian sesuai dengan  kapasitas para Siswa, serta menularkan kembali kepada rekan-rekannya. Demikian yang disampaikan Babinsa Desa Luragung Landeuh dari Koramil 1507/Luragung Kodim 0615/Kuningan Korem 063/SGJ Serma Tukiman di sela kegiatan.
Kapten Inf Muadi menambahkan Wawasan Kebangsaan dengan Materi Bela Negara yang disampaikan Serma Tukiman  menjadi salah satu solusi untuk menjaga keutuhan, keamanan dan kenyamanan  hidup  berbangsa  dan  bernegara, dibutuhkan fundamental Ekonomi, Budaya, dan Pertahanan Keamanan Nasional yang kuat dan kokoh. Tanpa fundamental Ketahanan Nasional yang kuat ancaman keamanan dan kenyamanan bangsa sangat rentan. Â
Kegiatan Bela Negara tidak diartikan sebagai bentuk Militerisasi di lingkungan Pelajar, namun semata-mata merupakan salah satu upaya meningkatkan pemahaman tentang substansi bela Negara kepada seluruh warga Negara termasuk  didalamnya kalangan pelajar, sesuai amanat pasal 30 UUD 1945. Upaya kongkrit unuk menumbuhkan kesadaran bela Negara itu perlu terus dibangun dalam berbagai lingkungan kehidupan masyarakat, termasuk   di  lingkungan  sekolah. Dengan demikian, hak dan kewajiban bela negara tersebut, benar-benar dapat dilaksanakan dengan baik oleh setiap warga Negara, agar kita dapat menjamin tetap tegak, utuh, dan bersatunya Negara Kasatuan Republik Indonesia yang bedasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Bela Negara menjadi sesuatu yang wajib, sejalan dengan kenyataan yang  berkembang  saat  ini,  yaitu  jika dikaitkan dengan kondisi empiris Indonesia yang berada pada  persimpangan  kepentingan dunia. Realitas inilah yang menjadi satu kebutuhan Indonesia untuk melakukan reorientasi sistem ketahanan nasional. Ketiga,  kepentingan masa depan, khususnya dikaitkan dengan potensi ancaman yang diperkirakan akan semakin meningkat di masa yang akan datang, (Mr. Bray/Cartaz).