Hari Minggu Kemarin 27/07/2025, saya menghadiri sebuah acara yang tidak hanya membawa kembali kenangan masa sekolah, tetapi juga memberi makna mendalam tentang arti silaturahmi dan rasa syukur. Acara tersebut adalah reuni "4 Dasawarsa Alumni SMP Negeri 4 Bogor" atau yang akrab disebut Aluspat '85, dan istimewanya, reuni ini dilaksanakan di sekolah kami dulu, SMP Negeri 4 Bogor tempat di mana semua cerita itu bermula.
Reuni ini bukan sekadar pertemuan spontan. Sejak jauh hari, panitia telah menyusun rangkaian kegiatan penuh kepedulian: mulai dari pembagian takjil di bulan Ramadan, donor darah, hingga bakti sosial. Semua itu menjadi pembuka sebelum puncak acara empat dekade alumni pada hari Minggu kemarin.
Yang membuat suasana semakin haru adalah kehadiran guru-guru kami tercinta yang hingga kini masih sehat di usia mereka yang sudah memasuki kepala tujuh. Nama-nama seperti Ibu Resi (guru Matematika), Ibu Istrini (guru Olah Raga), Pak Indra (guru Matematika yang dikenal tegas), hingga Pak Jhoni (guru Elektro yang khas dan selalu diingat), kembali terucap dengan penuh hormat. Melihat mereka berdiri di hadapan kami, seolah mengembalikan memori ke ruang-ruang kelas puluhan tahun lalu.
Ada satu momen yang bagi saya terasa sangat personal. Saat menyempatkan diri menunaikan salat Zuhur di masjid SMP Negeri 4, pandangan saya tertuju pada area menuju masjid yang kini dilengkapi ruang terbuka kecil tempat anak-anak duduk santai, membaca, atau bercengkerama. Di sana, tanpa sengaja mata saya menangkap sesuatu yang begitu akrab: sebuah bangku belajar lama, model klasik dengan kursi yang menyatu dengan meja dan di tengah meja ada lubang untuk menyimpan alat tulis. Bangku itu membuat saya terpaku. Seketika, kenangan masa sekolah menyeruak. Saya teringat bagaimana kami dulu duduk di sana, belajar, bercanda, bahkan terkadang dihukum guru. Ada rasa kagum sekaligus haru melihat bangku itu masih ada, seolah menjadi saksi bisu perjalanan kami dari remaja hingga kini.
Bagi saya pribadi, reuni ini bukan hanya ajang nostalgia, melainkan "obat jiwa". Ia mengingatkan bahwa di balik kesibukan hidup yang kita jalani sekarang, selalu ada ruang untuk kembali, untuk bersyukur kepada Allah SWT atas kesempatan bertemu, atas kesehatan yang diberikan, dan atas silaturahmi yang masih bisa terjalin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI