Mohon tunggu...
Daniel SetyoWibowo
Daniel SetyoWibowo Mohon Tunggu... Tutor - Tutor kelompok belajar anak-anak

Seorang warga negara Indonesia yang mau sadar akan kewarganegaraan dengan segala ragam budaya, agama, aliran politik, sejarah, pertanian / kemaritiman tetapi dipersatukan dalam semangat nasib dan "imagined communities" yang sama Indonesia tetapi sekaligus menjadi warga satu bumi yang sama.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Semuanya Ithu Namanya Bali"

25 Mei 2019   14:40 Diperbarui: 26 Mei 2019   15:10 1395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : berbagaireviews.com

Kita mencoba untuk menelusuri kembali lebih jauh dari common sense (sensus communis) orang Jawa terhadap bangsa Belanda ini. Orang Jawa akan menyebut orang-orang kulit putih itu sebagai orang Belanda.

Tampaknya tidak peduli apakah mereka itu berasal dari Amerika, Rusia, Spanyol, Portugis, dan sebagainya. Orang Jawa akan menyebut mereka sebagai "londo Amerika" (Belanda Amerika), "londo Inggris" (Belanda inggris), "londo Itali" (Belanda Italia), "londo Jerman" (Belanda Jerman), "londo Prancis" (Belanda Prancis), "londo ireng" (Belanda hitam, yaitu tentara Belanda yang direkrut misalnya dari Ambon), "londo Depok", dan sebagainya.

Sebutan-sebutan itu bukannya karena orang Jawa tidak bisa membedakan antara bangsa Belanda dengan bangsa lainnya yang berkulit putih atau salah persepsi karena mempunyai ciri umum fisik yang sama, dan digebyah uyah (disama ratakan) semuanya sebagai Belanda.

Tapi, hal ini mempunyai latar belakang historis, yaitu hubungan timpang antara Belanda yang menjajah (dominasi) dan kepercayaan orang-orang Jawa, di samping sistem feodalis yang berlaku.

Jenderal Pinter Rebut

Karena itu, tidak heran bila misalnya Jenderal Pieter Both disebut orang Jawa sebagai Jenderal Pinter Rebut, yang bunyinya mirip. Artinya, Jenderal yang pandai merebut milik orang lain. Atau Jan Pietersz Coen disebut Jangkung (tinggi), Baron van Imhoff dengan Himop, Iron Marshall Daendels dengan Mareskalek atau Mas Kalak.

Setelah meninjau konteks historis demikian, kita mungkin akan menjawab lelucon Indonesia terletak disebelah mana dari Pulau Bali itu dengan lebih kreatif. Saya mengusulkan bagaimana kalau kita menjawab bahwa Bali itu sangat luas, lebih luas dari pada Belanda (dan Belanda lebih luas dari pada Cina).

Jadi, tidak sekedar setitik seperti ditunjukkan Aernoudt Lintgentszoon. Ada Bali-Borobudur, Bali-Aceh, Bali Raja Ampat, Bali-Jakarta, Bali Toraja, Bali-Komodo, Bali-Indonesia. Dan, dengan memperlihatkan peta atau google map, seperti dilakukan awak Belanda dari De Houtman Bersaudara itu. Kita mengatakan "Semuanya ithu namanya Bali" dengan logat Bali. Bagaimana ? 

Selamat berakhir pekan.

Daniel Setyo Wibowo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun