Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Tidak Ada Lagi Gagap Digital, Saatnya #Switch dan Bebaskan Ekspresi

15 September 2020   20:09 Diperbarui: 15 September 2020   20:18 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jam 5 pagi itu kami masih berada di rest area di Cirebon, padahal bila perjalanan lancar seharusnya kami sudah ada di Semarang. Kepadatan lalu lintas memang sudah terjadi sejak keberangkatan dari Tangerang, semalam sebelumnya.

Di akhir Juli 2020 itu kami tengah ada tugas ke Pati, Jawa Tengah. Long weekend yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha mungkin juga digunakan oleh warga Jabodetabek untuk berlibur ke luar kota, untuk mengusir jenuh akibat PSBB. Beberapa orang dari tim kami kemudian melaksanakan sholat Ied di masjid yang ada di rest area tersebut.

Usai sholat Ied, perjalanan berlanjut. Lalu lintas di tol trans-Jawa pagi itu ramai lancar. Untuk mengusir kebosanan akibat waktu tempuh yang molor, selain ngobrol dengan teman-teman, saya juga melihat linimasa media sosial. Ada salah satu iklan sponsor yang membuat saya tertarik untuk meng-klik. Iklan itu dari switch mobile, sebuah provider yang menawarkan penggunanya bebas memilih nomor telepon seluler. Sebuah pengalaman baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Saya mulai tertarik untuk memilih nomor dengan prefiks 0889-06, 0889-07, atau 0889-08 itu. Deretan enam angka pertama ini bagi saya cukup menarik, karena pada keypad handphone posisinya berdekatan. Setelah enam angka pertama tersebut, saya bisa bebas memilih enam angka berikutnya.

Saya pun mendapatkan nomor seluler pilihan, sebuah nomor cantik dengan angka berurut. Tahapan berikutnya yaitu mengisi alamat untuk pengiriman SIM Card yang sudah saya pilih, dan melakukan pembayaran. Harganya cuma 10 ribu rupiah. Padahal, biasanya membeli nomor cantik seperti ini harganya bisa mencapai 10 kali lipat.

Mencoba Pengalaman Baru

Berawal dari kebosanan saat perjalanan dari Tangerang ke Pati, saya malah mendapatkan pengalaman baru yang menyenangkan. Pengalaman mendapatkan nomor cantik dari switch tersebut belum saya jumpai sebelumnya. Jika menggunakan provider lain, mendapatkan nomor cantik seperti bermain dadu saja. Sifatnya untung-untungan, kadang bisa mendapatkannya, kadang tidak. Sementara dengan switch, ada kepastian di mana saya bebas menentukan nomor kesukaan.

Sumber: Instagram @switchmobile.id
Sumber: Instagram @switchmobile.id
Rasa bosan dan mencoba pengalaman baru, seperti yang saya alami di atas, mirip dengan karakteristik generasi muda saat ini, yaitu generasi milenial (generasi Y) dan generasi Z. Kedua generasi ini punya sifat mudah bosan, seperti saat bekerja.

Melakukan pekerjaan yang monoton setiap harinya, mungkin tidak menjadi masalah bagi generasi baby boomer maupun generasi X yang sudah tua. Namun hal tersebut tidak disukai oleh generasi Y dan Z, yang saat ini sudah masuk ke dunia kerja. Tak jarang, mereka sering berpindah kerja untuk mendapatkan pekerjaan yang fleksibel dan memberikan banyak waktu luang.

Cobalah sesekali menanyai mereka tentang pekerjaan yang diidamkan. Bisa jadi, menjadi youtuber dan influencer berada dalam daftar pekerjaan favorit mereka, bukan pekerja kantoran dengan penampilan rapi saban harinya.

Dalam penggunaan media digital, ada perbedaan begitu kentara antara generasi tua dan generasi muda. Jika generasi baby boomer dan generasi X suka membagi sebuah informasi di media sosial, tidak demikian dengan generasi Y dan Z. Mereka lebih menyukai pengalaman baru, yakni dengan menjadi sumber informasi itu sendiri. Platform seperti Instagram atau Youtube sangat mereka sukai, untuk membuat konten sesuai passion mereka.

Gagap Digital di Masa Normal Baru

Setelah generasi Z, kini lahir generasi Alfa yang saat ini masih anak-anak. Generasi yang lahir setelah tahun 2010 ini punya karakter yang berbeda pula. Generasi Alfa adalah generasi yang sangat akrab dengan teknologi digital sejak mereka lahir, bahkan saat masih berada di dalam rahim ibundanya. Tak heran anak-anak ini sangat cepat beradaptasi dan belajar teknologi digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun