Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ketika SBY Takut Di “Kick Andy”

21 Maret 2014   08:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:40 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="337" caption="@KickAndyShow"][/caption]

Insiden batalnya Presiden SBY tampil di acara “Kick Andy”, Metro TV, yang sejatinya ditayangkan pada Rabu, 19 Maret lalu, mengungkapkan sisi ketertutupan dan sekaligus ketakutan, atau paranoidnya SBY terhadap persepsi publik. Hal ini juga menunjukkan “keunggulan” Wakil Presiden Boediono dibandingkan dengan Presiden SBY. Meskipun sekarang ini, dia (Boediono) sedang menjadi sorotan dan kecurigaan publik terkait kasus skandal Bank Century, Boediono masih punya keberanian untuk tampil di acara “Mata Najwa”, juga di Metro TV, di hari yang sama.

Informasi batalnya SBY tampil di acara “Kick Andy” itu diketahui dari kicauan dari akun resmi @KickAndyShow di Twitter, Kamis (20/03/2014). "Mohon maaf atas pmbatalan wwcr dgn Presiden SBY d Kick Andy Rabu (19/3) krn Jubir Presiden keberatan atas pertanyaan yg akan diajukan," tulis akun tersebut memberitahu.

Kicauan tersebut kontan mengundang penasaran banyak pengikut akun resmi acara “Kick Andy” itu. Berbagai pertanyaan pun meluncur. Dari jawaban yang diberikan @KickAndyShow semakin jelas bahwa sebelumnya pihak SBY sudah konfirmasi bersedia hadir di acara itu, tetapi kemudian tiba-tiba dibatalkan begitu saja pada hari H-nya. Dan, bahwa sejak “Kick Andy” lahir sampai sekarang,  inilah baru pertama kali terjadi nara sumber melakukan pembatalan secara mendadak karena keberatan dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan (Kompas.com).

Ketika diminta konfirmasinya, Presiden SBY melalui Juru Bicara Julian Aldrin Pasha membenarkan pembatalan mendadak itu. Alasannya, ada pertanyaan-pertanyaan yang tidak tepat ditanyakan kepada Presiden pada masa Pemilu saat ini.

"Namun, terus terang, dalam kapasitas saya sebagai jubir yang memfasilitasi pembicaraan dengan Kick Andy, saya memandang bahwa konteks pertanyaan yang ada kelihatannya kurang pas diselenggarakan saat ini atau sekarang. Saat ini dalam suasana kampanye pileg, bisa menimbulkan interpretasi yang keliru di masyarakat tentang keberadaan beliau (SBY) di sana," ucap Julian saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/3/2014).

Apa saja pertanyaan-pertanyaan dimaksud, Julian menolak untuk menjelaskan. Hanya untuk memberitahu pertanyaan-pertanyaan tentang apa saja yang dimaksud Julian tidak mau terbuka. Sikap ini saja memperlihatkan betapa tertutupnya pihak SBY. Apa salahnya  hanya sekadar memberitahu secara umum inti atau konteks pertanyaan yang dimaksud? Biasanya, orang yang sedang ketakutan atau paranoid saja yang biasanya bersikap demikian. Dan, biasanya, hanya orang yang sedang merasa bersalah saja yang biasa ketakutan/paranoid seperti ini.

Julian bilang, SBY menolak karena konteks pertanyaan yang akan diajukan Andy Noya di acara itu “bisa menimbulkan interpretasi yang keliru di masyarakat tentang keberadaan beliau (SBY) di sana,” saya nilai alasan ini sangat kontradiksi.

Konteks pertanyaan yang bakal diajukan Andi Noya bukan sesuatu hal yang baru. Pertanyaan-pertanyaan itu sudah cukup lama beredar di masyarakat dengan berbagai interpretasinya sendiri-sendiri. Karena itu, justru kehadiran SBY di acara “Kick Andy” itu sangat penting untuk bisa menjawab, memperjelas, dan meluruskan semua persepsi dan iterpretasi yang selama ini sudah cukup lama beredar di masyarakat itu. Justru ketidakhadiran SBY itulah yang akan terus memelihara – meminjam istilah Julian -- “interpretasi keliru” di masyarakat.

Di era keterbukaan seperti sekarang ini, percumalah Julian menutup diri terhadap persoalan ini. Dia menolak menjelaskan, pihak Manajer Produksi Metro TV-lah yang menjelaskannya, mengenai konteks pertanyaan apa yang dimaksud.

Agus Mulyadi, Manajer Produksi Metro TV itu, melalui kicauannya di Twitter, Kamis (20/3/2014), menjelaskan, daftar pertanyaan yang akan diajukan itu disampaikan pihaknya sehari sebelum acara rekaman itu dilakukan, yaitu, Selasa (19/03/2014).

Dan, pertanyaan-pertanyaan yang bagi pihak Istana sensitif itu, misalnya,  pertanyaan seputar mantan ketua umum di Partai Demokrat (Anas Urbaningrum), pertanyaan yang berkaitan dengan kasus Bank Century, keluarga, dan lain-lain. Pihak SBY meminta pertanyaan-pertanyaan itu dicoret. Sebagai gantinya, Andi Noya diminta bertanya mengenai

prestasi dan pencapaian pemerintahan SBY-Boediono.

"Akhirnya, Andy F Noya memutuskan untuk tidak perlu dipaksakan. Dibatalkan saja," tulis Agus. Andy dikatakan tak ingin diatur-atur terkait pertanyaan yang hendak ditanyakan (Kompas.com)

Penolakan pihak SBY untuk hadir di acara “Kick Andy” dengan alasan tersebut di atas justru membuat persepsi dan interpretasi masyarakat semakin negatif terhadap SBY dalam perannya dalam berbagai kasus selama ini, yaitu kasus-kasus yang hendak ditanyakan Andi Noya itu.

Masyarakat akan semakin curiga bahwa SBY takut menghadapi pertanyaan-pertanyaan tentang Anas Urbaningrum, karena memang SBY sudah lama menaruh dendam pribadinya kepada Anas, dan/atau memang ada upaya-upaya SBY untuk mempengaruhi KPK dalam menetapkan Anas sebagai tersangka dan ditahan dalam kasus Hambalang.

Masyarakat akan semakin curiga bahwa memang ada peran anggota keluarganya dalam kasus Bank Century, Hambalang, dan sebagainya.

Bukankah isu-isu seperti itu yang kerap dan paling banyak beredar di tengah-tengah masyarakat selama ini? Belum lagi dengan pernyataan-pernyataan Anas Urbaningrum pasca dia ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan KPK terkait kasus Hambalang. Anas telah beberapa kali berupaya menyeret nama Ibas juga ke dalamnya, dan itu sudah berpotensi besar mempengaruhi opini, persepsi, atau interpretasi negatif publik terhadap Keluarga Cikeas.

Kalau memang SBY menilai semua persepsi negatif masyakat seperti tersebut di atas adalah keliru, seperti yang dikatakan Juru Bicara Julian Aldrin Pasha, maka, seharusnya momen di acara “Kick Andy” itulah dimanfaatkan secara maksimal oleh SBY untuk “meluruskan” persepsi/interpretasi yang keliru itu. Dengan menolak untuk hadir itu berarti juga menolak untuk menjelaskan pertanyaan-pertanyaan itu, kenapa menolak, karena bisa jadi kecurigaan masyarakat seperti tersebut di atas memang benar. Kalau persepsi/interpretasi masyarakat itu tidak benar, tentu seharusnya SBY berani untuk membenarkannya. ***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun